OHAYOJEPANG - Ada bunga tertentu dalam budaya Jepang yang erat kaitannya dengan kematian, akhirat, dan kefanaan hidup.
Bunga ini sering disebut sebagai 'bunga kematian' yang memiliki simbol spiritual mendalam.
Menariknya, meski berhubungan dengan kematian, bunga ini juga melambangkan siklus hidup, mati, dan lahir kembali.
Simbolisme tersebut terasa kuat pada masa O-higan (お彼岸), sebuah tradisi Buddha yang berlangsung saat ekuinoks musim gugur untuk menghormati leluhur dan merenungkan ketidakkekalan hidup.
Berikut tiga bunga Jepang yang dikenal sebagai lambang kematian.
Baca juga:

Higanbana (彼岸花) atau red spider lily adalah bunga paling ikonik yang sering dikaitkan dengan kematian.
Nama higanbana berarti 'bunga dari pantai seberang', merujuk pada konsep Buddha tentang tepi jauh Sungai Sanzu yang melambangkan akhirat.
Bunga ini biasanya mekar bertepatan dengan festival O-higan, dan kehadirannya dianggap sebagai pengingat tentang kefanaan hidup.
Mekarnya yang tiba-tiba lalu cepat layu mencerminkan keindahan hidup yang singkat dan tidak kekal.
Secara budaya, higanbana kerap ditanam di sekitar makam dan kuil.
Tujuannya untuk menghormati orang yang sudah meninggal sekaligus mencegah hewan mengganggu tempat peristirahatan.
Warna merah menyala dan mekarnya yang serentak membuat bunga ini semakin lekat dengan simbol kematian dan kefanaan.

Bunga camellia atau tsubaki juga memiliki kaitan kuat dengan tema kematian.
Di Jepang, cara bunga ini gugur dari tangkainya dianggap menyerupai samurai yang melakukan seppuku atau pemenggalan.
Karena itu, tsubaki sering dilihat sebagai pertanda buruk.
Ada tradisi untuk tidak memberikan bunga camellia sebagai hadiah, terutama ketika menjenguk orang yang sakit.
Dalam budaya Jepang, bunga ini sering dikaitkan dengan makna 'kematian tragis' atau 'kematian yang tidak beruntung'.
Meski memiliki kelopak yang indah, tsubaki tetap identik dengan kesan muram yang tidak bisa dilepaskan.
Simbolisme ini membuat camellia menjadi salah satu bunga paling kontras dalam budaya Jepang.

Sakura (桜) dikenal di seluruh dunia sebagai bunga yang indah, namun di Jepang juga memiliki makna yang berhubungan dengan kematian.
Masa mekarnya yang singkat dan cepat gugur melambangkan betapa singkatnya kehidupan manusia.
Simbol kefanaan ini hadir dalam berbagai karya budaya Jepang, termasuk puisi, seni, dan sejarah militer.
Bunga sakura pernah digunakan untuk melambangkan pengorbanan para prajurit yang gugur.
Setiap kelopak yang jatuh menjadi pengingat akan kefanaan yang tidak bisa dihindari.
Namun, sakura tetap dirayakan sebagai lambang keindahan sekaligus refleksi hidup yang sementara.
Kehadirannya membuat masyarakat Jepang merenungkan bahwa setiap keindahan pasti datang dengan akhir.
@ohayo_jepang Mau hidup lebih lama? Orang Jepang punya rahasianya! Dari pola makan sehat hingga kebiasaan aktif, banyak hal yang bisa kamu tiru untuk hidup lebih berkualitas. Yuk, mulai langkah kecil menuju hidup yang lebih panjang dan sehat!💪 Kreator Konten: Aqila Vitrasya Produser: Luthfi Kurniawan Penulis: Yuharrani Aisyah #OhayoJepang #HidupSehat #RahasiaOrangJepang #KebiasaanSehat #LiveLonger ♬ suara asli - Ohayo Jepang