OHAYOJEPANG - Saat September tiba, Jepang mulai dipenuhi udara sejuk dan warna-warni khas musim gugur.
Perubahan ini tidak hanya terasa pada alam, tetapi juga tercermin dalam budaya dan tradisi masyarakat.
Tradisi koromogae menjadi salah satu kebiasaan yang paling menonjol pada masa peralihan dari musim panas menuju musim gugur.
Setiap kebiasaan yang dijalani, termasuk koromogae, menunjukkan hubungan mendalam antara manusia dan pergantian musim.
Baca juga:
Salah satu tradisi paling dikenal di bulan September adalah koromogae (衣替え), yaitu peralihan pakaian sesuai musim.
Tradisi ini dilakukan pada 1 Oktober sebagai momen berganti dari busana musim panas ke pakaian musim gugur dan musim dingin.
Koromogae sudah ada sejak zaman Heian (794-1185) dan masih bertahan hingga sekarang.
Para pelajar, pegawai negeri, maupun pekerja toko biasanya mengikuti kebiasaan ini.
Pada momen ini, masyarakat menyimpan pakaian tipis mereka lalu menggantinya dengan busana hangat.
Lebih dari sekadar kebutuhan praktis, koromogae mencerminkan kesiapan menyambut musim baru.
Tradisi ini juga menjadi simbol penghargaan terhadap ritme alam serta berlalunya waktu.
Menjelang musim gugur, rumah-rumah di Jepang juga dihiasi dengan dekorasi khas.
Salah satu yang paling menonjol adalah tsukimi (月見), atau tradisi menikmati bulan purnama di Festival Tengah Musim Gugur.
Masyarakat biasanya menyiapkan tsukimi-dango (kue beras bulat) dan tanaman susuki (rumput pampas Jepang).
Kedua hiasan ini melambangkan bulan purnama dan rasa syukur atas musim panen.
Dekorasi ditempatkan di dekat jendela atau beranda agar bulan bisa terlihat jelas.
Suasana yang tercipta terasa tenang dan mengundang perenungan.
Musim gugur akhirnya tidak hanya dirayakan lewat alam, tetapi juga melalui ruang pribadi di rumah.
Selain pakaian dan dekorasi, tradisi kuliner juga menjadi bagian penting dari peralihan musim ini.
Udara yang lebih dingin membuat masyarakat merindukan hidangan hangat dengan bahan musiman.
Salah satu makanan khas yang populer adalah kuri gohan, yaitu nasi dengan campuran kastanye.
Rasa manis alami kastanye berpadu dengan tekstur nasi hangat, menjadikannya sajian sederhana namun penuh makna.
Selain itu, hidangan musiman juga hadir dalam perayaan Otsukimi dan Higan.
Otsukimi adalah festival bulan purnama, sementara Higan merupakan peringatan ekuinoks musim gugur.
Sajian pada perayaan tersebut bukan sekadar makanan, melainkan bentuk penghormatan terhadap alam dan kesempatan berkumpul bersama keluarga maupun komunitas.
@ohayo_jepang Jepang punya aturan unik saat berwisata! 📸 Sebelum mengabadikan momen, pastikan kamu tahu tata krama di setiap tempat wisata. Mulai dari larangan foto di kuil dalam ruang ibadah, hingga kebijakan penggunaan flash dan tripod di museum atau situs bersejarah. Karena, ada beberapa tempat wisata yang melarang penggunaan tripod, monopod dan tongkat selfie. Hormati budaya lokal agar liburanmu semakin berkesan! 🇯🇵✨ Kreator Konten: Aqila Vitrasya Produser: Luthfi Kurniawan Penulis: Yuharrani Aisyah #ohayojepang #TataKramaJepang #WisataBijak #BudayaJepang ♬ suara asli - Ohayo Jepang