Keduanya berarti “bukan” atau “tidak”.
Contohnya, わたしは せんせいじゃありません (Watashi wa sensei ja arimasen) yang artinya “Saya bukan guru”.
Bentuk ini umum dipakai dalam percakapan sopan sehari-hari.
Dengan mempelajari variasi ini, pelajar bisa menyampaikan maksud lebih lengkap dalam interaksi.
Penting untuk menguasai bentuk negatif sejak awal agar komunikasi terasa lebih natural.
Sebagai pemula, jangan terlalu khawatir soal tata bahasa yang sempurna.
Lebih baik fokus pada kalimat sederhana yang bisa digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Gunakan bentuk sopan seperti desu dan masu agar percakapan terdengar hormat.
Cobalah berlatih dengan frasa dasar, misalnya おはようございます (Ohayou gozaimasu) untuk selamat pagi.
Atau gunakan こんにちは (Konnichiwa) untuk menyapa siang hari, serta ありがとう (Arigatou) untuk berterima kasih.
@ohayo_jepang Bahasa Jepang: kasual vs formal?🤔 Eitss ternyata, kedua bahasa ini punya daya tarik masing-maing loh!✨ Bahasa Jepang sehari-hari kasual ini, dapat membuat suasana santai dan akrab, sementara bahasa formal menunjukkan rasa hormat dan kesopanan. Mana yang lebih sering kamu pakai? Jawab dikomentar yah… Kreator Konten: Aqila Vitrasya Produser: Luthfi Kurniawan #ohayojepang #bahasajepang #tinggaldijepang ♬ suara asli - Ohayo Jepang