Ohayo Jepang
Powered by

Share this page

Travelling Tips

Musim Pendakian Gunung Fuji Ditutup, Jalur Akan Dibuka Lagi Juli 2026

Kompas.com - 18/09/2025, 12:33 WIB

OHAYOJEPANG - Musim pendakian Gunung Fuji resmi berakhir pada 10 September 2025.

Melansir Kyodo News (10/9/2025), keempat jalur menuju puncak ditutup hingga sekitar Juli tahun depan untuk mencegah kecelakaan, terutama akibat badai salju yang kerap melanda.

Gunung tertinggi di Jepang yang berada di barat daya Tokyo ini kini memasuki kondisi musim dingin, sehingga pendakian menjadi sangat berbahaya.

Baca juga:

Para pengunjung mendaki lereng Gunung Fuji, puncak tertinggi Jepang dengan ketinggian 3.776 meter. (31/8/2023)
Para pengunjung mendaki lereng Gunung Fuji, puncak tertinggi Jepang dengan ketinggian 3.776 meter. (31/8/2023)

Risiko Besar Mendaki Gunung Fuji di Luar Musim

Polisi lokal memperingatkan masyarakat agar tidak mendaki saat jalur resmi ditutup.

Kondisi cuaca dingin ekstrem membuat jalur licin dan rawan diterpa angin kencang.

Hal ini meningkatkan risiko pendaki terjatuh atau tersesat di tengah perjalanan.

Pemerintah Prefektur Yamanashi dan Shizuoka, yang mengelola jalur menuju puncak setinggi 3.776 meter ini, melaporkan adanya peningkatan jumlah pendakian di luar musim.

Banyak di antaranya dilakukan secara spontan tanpa perencanaan matang, sehingga berakhir dengan pendaki yang terjebak di gunung.

Beberapa kasus juga melibatkan wisatawan asing yang mencoba mendaki hanya karena waktu mereka di Jepang terbatas.

Pada Juni tahun lalu, tiga jenazah ditemukan di dalam kawah Gunung Fuji dari sisi Shizuoka, menegaskan betapa seriusnya risiko mendaki di luar musim resmi.

Aturan Baru Selama Musim Pendakian

Mulai musim pendakian tahun ini, pemerintah prefektur menerapkan sejumlah aturan baru.

Setiap pendaki diwajibkan membayar biaya masuk sebesar 4.000 yen (sekitar Rp 440.000).

Prefektur Yamanashi juga membatasi jam akses pendakian sebagai langkah pencegahan.

Aturan ini ditujukan untuk mengurangi pendakian berbahaya dan tidak terencana yang kerap memicu insiden.

Menurut pejabat terkait, langkah tersebut sudah cukup efektif meski belum sepenuhnya menghentikan kasus pendakian di luar musim.

Kenyataannya, masih ada orang yang mencoba mendaki dengan alasan memiliki pengetahuan, pengalaman, atau kekuatan fisik yang memadai.

Data menunjukkan kecelakaan tetap terjadi bahkan pada pendaki berpengalaman dan berperalatan lengkap.

Panduan Keamanan dan Larangan Pendakian di Luar Musim

Situs resmi Gunung Fuji menegaskan bahwa pendakian hanya dibuka dari awal Juli hingga awal September.

Setelah periode tersebut, semua jalur dan pondok gunung ditutup untuk keselamatan pendaki.

Cuaca ekstrem pada musim dingin membawa angin kencang serta badai salju yang membuat jalur semakin berisiko.

Penyebab kecelakaan sangat beragam, mulai dari kurangnya informasi cuaca, sikap terlalu santai seperti turis, minim peralatan, hingga jadwal yang terlalu ketat.

Tidak sedikit pula pendaki yang terlalu percaya diri dan menganggap diri mereka tidak akan mengalami masalah.

Sejak 2013, diberlakukan “Guidelines for Ensuring Safety When Climbing Mt. Fuji” untuk mencegah insiden.

Aturan tersebut meliputi larangan mendaki bagi yang tidak sepenuhnya siap, kewajiban menyerahkan rencana pendakian, serta membawa toilet portabel bagi pendaki di luar musim.

Sekelompok peserta tur pendakian sedang mendaki lereng curam Gunung Fuji, sekitar 70 kilometer sebelah barat ibu kota Tokyo. (14/8/2022)
Sekelompok peserta tur pendakian sedang mendaki lereng curam Gunung Fuji, sekitar 70 kilometer sebelah barat ibu kota Tokyo. (14/8/2022)

Menjaga Keselamatan dan Kelestarian Alam

Penutupan jalur resmi dan penerapan aturan ketat bertujuan melindungi keselamatan pendaki serta menjaga kelestarian Gunung Fuji.

Pihak pengelola berharap pendaki mematuhi regulasi dan menahan diri dari pendakian berbahaya.

Keselamatan selalu lebih penting dibandingkan ambisi mencapai puncak.

Gunung Fuji akan kembali dibuka pada musim panas mendatang.

Hingga saat itu, seluruh pihak diimbau untuk mematuhi aturan agar tidak terjadi lagi kecelakaan di gunung ikonik Jepang ini.

Sumber:

  • Kyodo News
  • Gunung Fuji (https://www.fujisan-climb.jp/en/climbing-season/risk-guidelines.html)
@ohayo_jepang Kalau di Indonesia brosur sering banget ditolak, di Jepang justru orang dengan senang hati nerima nya. Kenapa? Karena brosur yang didalamnya ada iklan, promo, sampai kupon diskon dari berbagai bisnis ini di berikan dengan tisu gratis. Di Jepang, tisu gratis = strategi marketing 🎯 Daripada bagi brosur biasa yang sering dibuang, promosi lewat tisu dianggap lebih efektif—soalnya tisu pasti dipakai, dan iklannya bisa ikut kebaca! Tapi jangan heran kalau kamu ke Jepang dan nggak selalu dikasih. Biasanya, yang dibagiin tisu itu ditargetin ke warga lokal, karena mereka dianggap lebih relevan sama iklannya. Jadi kalau kamu ke Jepang terus dikasih tisu, ambil aja... siapa tahu ada diskonan 😆 Kreator Konten: Salma Aichi Produser: Luthfi Kurniawan Penulis: YUHARRANI AISYAH #OhayoJepang #Tinggaldijepang #KerjadiJepang ♬ suara asli - Ohayo Jepang
Halaman:
Editor : YUHARRANI AISYAH

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
 
Pilihan Untukmu
Close Ads

Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.