押し潰すこころに ねえ何が残るの
Oshi tsubusu kokoro ni nē nani ga nokoru no
Dalam hati yang terhimpit, sebenarnya apa yang tersisa?
Melalui lirik ini, itsushika dipakai untuk menggambarkan momen reflektif, ketika seseorang mendapati perubahan dalam dirinya tanpa benar-benar menyadarinya.
Bagi pemula, ada beberapa pola mudah untuk meniru penggunaan itsushika dalam percakapan:
いつしか + V-ていた → menyatakan sesuatu yang sudah terjadi tanpa disadari.
Contoh: Itsushika natsu ga owatte ita – “Tanpa terasa, musim panas sudah berakhir.”
いつしか + ~になる → menyatakan sesuatu yang akhirnya berubah menjadi.
Contoh: Itsushika tomodachi ga kazoku mitai ni natta – “Cepat atau lambat, teman menjadi seperti keluarga.”
Itsushika sebagai penggambaran suasana → memberi nuansa puitis.
Contoh: Itsushika sora ga gunjō-iro ni kawatta – “Tahu-tahu, langit berubah menjadi biru tua.”
Untuk membiasakan diri, berikut beberapa contoh kalimat sederhana dengan itsushika:
Sekolah/kerja: Itsushika purezen no fuan ga tanoshimi ni kawatteita (Ketakutan presentasi tahu-tahu berubah jadi antusiasme).
Hubungan: Itsushika renraku ga nikka ni natteita (Pesan singkat perlahan jadi rutinitas harian).
Kehidupan kota: Itsushika shuuden wo ki ni shinai yoru ga fueta (Tanpa sadar, semakin banyak malam ketika tak peduli kereta terakhir).