Angka gaji hanyalah satu sisi dari kenyataan.
Pertanian di Jepang tetap menuntut stamina dan tenaga fisik.
Banyak yang menggambarkan pekerjaan ini sebagai kerja keras dari matahari terbit hingga terbenam dengan bayaran rendah, terutama di kota kecil, serta prospek karier yang terbatas kecuali memiliki lahan sendiri.
Tantangan lain adalah penuaan tenaga kerja.
Mayoritas petani sudah berusia lanjut, sehingga kebutuhan tenaga asing semakin meningkat.
Pekerja dari luar negeri, termasuk magang atau migran, mengisi celah ini meski dengan upah yang lebih rendah.
Sektor pertanian sendiri hanya menyumbang 1,1 persen dari PDB Jepang, dengan lahan subur sekitar 11 hingga 12 persen dari total wilayah.
Skala kecil dan ketergantungan pada subsidi membuat ruang penghasilan maupun modernisasi terbatas.
Bagi orang Indonesia, jalur masuk ke sektor ini cukup beragam.
Ada yang bekerja musiman atau paruh waktu, misalnya saat panen, dengan gaji per jam sekitar 1.054 hingga 1.118 yen (sekitar Rp 117.000 hingga Rp 124.000).