OHAYOJEPANG - Bagi banyak orang Indonesia, baik mahasiswa, pencari kerja, maupun profesional, topik gaji pertanian di Jepang memunculkan rasa penasaran sekaligus harapan.
Janji bekerja di lahan pertanian dengan efisiensi khas Jepang serta kesempatan merasakan hidup di luar negeri terdengar menarik.
Namun, apa sebenarnya yang dimaksud bekerja sebagai buruh tani di Jepang?
Artikel ini membahas seberapa besar gaji yang diterima, bagaimana kondisi kerjanya, serta apakah realitas di lapangan sesuai dengan ekspektasi.
Baca juga:
Menurut data Kementerian Kesehatan, Ketenagakerjaan, dan Kesejahteraan Jepang; rata-rata pendapatan tahunan petani di Jepang sekitar 1,9 juta yen (sekitar Rp 211 juta).
Namun, gaji bersih yang diterima lebih rendah yaitu 1,4 juta yen (sekitar Rp 163 juta) karena dipotong untuk dana pensiun, asuransi kesehatan, pajak penghasilan, dan asuransi karyawan.
Ada perbedaan signifikan berdasarkan bidang kerja.
Petani tanaman di Tokyo dapat memperoleh hingga 8,9 juta yen per tahun (sekitar Rp 989 juta), hampir empat kali lipat dari rata-rata nasional.
Sebaliknya, pekerja peternakan menerima sekitar 3,1 juta yen per tahun (sekitar Rp 344 juta).
Perbedaan ini menunjukkan spesialisasi pertanian sangat berpengaruh terhadap penghasilan.