Ohayo Jepang
Powered by

Share this page

Fakta & Data

Pemilihan Pengganti Shigeru Ishiba Digelar Oktober 2025

Kompas.com - 10/09/2025, 08:28 WIB

Saat itu, ia berhasil mengalahkan Sanae Takaichi dalam putaran kedua.

Namun, koalisi yang dipimpin LDP juga telah kehilangan mayoritas di majelis rendah pada akhir tahun lalu.

Kondisi ini membuat pemerintah harus bergantung pada dukungan partai oposisi untuk meloloskan rancangan undang-undang di parlemen.

Dulu, pemilihan ketua LDP identik dengan pemilihan perdana menteri, tetapi hasil buruk partai dalam dua pemilu terakhir membuat posisi ketua baru belum tentu otomatis menjadi perdana menteri.

Di tengah dinamika politik ini, partai oposisi sepakat untuk mendesak pemerintah agar menggelar sidang luar biasa parlemen sebelum akhir September.

Langkah ini dinilai penting untuk mencegah terjadinya kekosongan politik.

Namun, Ketua Urusan Majelis Tinggi LDP Junichi Ishii mengatakan sidang luar biasa kemungkinan baru bisa dimulai pertengahan Oktober, seiring dengan padatnya jadwal pemilihan ketua partai.

Isu Penting dalam Pemilihan Ketua

Sejumlah isu utama diperkirakan akan mewarnai perebutan kursi ketua LDP.

Di antaranya adalah cara menjalin kerja sama dengan partai oposisi dan upaya mereformasi partai yang telah berkuasa hampir terus-menerus sejak 1955.

Dalam dua pemilu nasional terakhir, LDP mengalami kemunduran besar akibat skandal dana politik yang mengguncang kepercayaan publik.

Ishiba sendiri memilih mundur untuk mengambil tanggung jawab atas hasil buruk partainya dalam pemilu majelis tinggi pada 20 Juli.

Dalam pemilu itu, koalisi LDP dan Komeito kehilangan mayoritas kursi di majelis tinggi.

© Kyodo News

@ohayo_jepang Pejabat Jepang salah ngomong lah kok langsung mundur?! 🙇‍♂️ Beberapa waktu lalu, Menteri Pertanian Jepang Taku Etō mundur gara-gara slip of the tongue alias salah ngomong. 
Saat harga beras naik gila-gilaan, dia malah bilang: “Saya nggak pernah beli beras, selalu dikasih pendukung.” Publik langsung ngamuk karena dianggap nggak punya empati. Hasilnya, nggak lama, beliau pun resmi mengundurkan diri (The Japan Times, 20 Mei 2025). 🔑 Kenapa bisa segampang itu mundur?
Karena di Jepang ada budaya tanggung jawab (resign when at fault):
➡️ Saat pejabat melanggar kepercayaan publik, mundur dianggap langkah terhormat.
➡️ Bukan cuma politik, tapi juga bentuk pertanggungjawaban moral.
➡️ Makanya ada istilah: daijin o jinin suru (mengundurkan diri sebagai menteri) & sekinin o toru (mengambil tanggung jawab). Di Jepang, mundur bukan selalu karena tidak bisa bertahan, tapi sering jadi cara menjaga integritas diri sekaligus menyelamatkan muka institusi/partai. 
Gak heran, sejak 2000, 10 dari 33 Menteri Pertanian Jepang mundur gara-gara kasus atau komentar sensitif. Fyi nih, sistem parlementer Jepang juga bikin pergantian menteri relatif lebih mudah dibanding negara presidensial seperti U.S.
Itulah kenapa budaya “mundur” sudah jadi bagian dari politik moral Jepang. Polling: Kalau di Indonesia, budaya kayak gini sebaiknya ada juga nggak? Kreator Konten: Zahra Permata J Produser: Siti Annisa Penulis: YUHARRANI AISYAH #OhayoJepang #HidupdiJepang #KerjadiJepang #MagangdiJepang #BudayaJepang ♬ suara asli - Ohayo Jepang
Halaman:
Editor : YUHARRANI AISYAH

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
 
Pilihan Untukmu
Close Ads

Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.