OHAYOJEPANG - Jepang sudah memasuki musim gugur pada September, ditandai dengan perubahan warna dedaunan menjadi kuning hingga oranye.
September sampai pertengahan November menjadi waktu terbaik menikmati momiji oranye berguguran, banyak turis berkunjung pada periode ini.
Ongkos ke Jepang dari Indonesia saat musim gugur bervariasi tergantung maskapai, rute, serta waktu keberangkatan.
Menurut pantauan Ohayo Jepang pada situs pembanding harga pesawat, tiket penerbangan transit mulai dari Rp 3,7 juta hingga Rp 14,3 juta untuk penerbangan langsung, tergantung bandara tujuan dan durasi perjalanan.
Harga tiket pesawat dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Bandara Narita, misalnya, sekitar Rp 6,1 juta hingga Rp 14,3 juta untuk keberangkatan 22 September 2025.
Penerbangan langsung itu memakan waktu sekitar tujuh jam 30 menit.
Sementara itu, durasi penerbangan langsung dari Bandara Soekarno-Hatta ke Bandara Haneda rata-rata tujuh jam 25 menit. Harga tiketnya lebih kurang Rp 9,1 juta hingga Rp 13,5 juta.
Pilihan lain adalah penerbangan transit yang biasanya lebih terjangkau.
Dari Soekarno-Hatta menuju Haneda dengan dua kali transit, harga tiket mulai Rp 3,7 juta. Namun, durasi perjalanan lebih lama, sekitar 48 jam 35 menit.
Bila memilih penerbangan satu kali transit, harga tiket berkisar Rp 4,8 juta dengan waktu tempuh sekitar 14 jam 10 menit.
Bagi yang tinggal di Bali, tersedia penerbangan dari Bandara I Gusti Ngurah Rai menuju Tokyo.
Harga tiket mulai Rp 3,8 juta untuk penerbangan dengan satu atau dua kali transit.
Baca juga:
September sampai pertengahan November merupakan musim liburan karena wisatawan menikmati liburan musim gugur.
Mereka piknik di taman sembari melihat dedaunan oranye layaknya melihat sakura. Ada juga sejumlah festival musim gugur.
Tak perlu jauh-jauh, kamu bisa berkeliling taman dan festival di Tokyo.
Taman seluas 58 hektar ini memadukan gaya Jepang, Inggris, dan Perancis.
Warna puncak dedaunan memang hadir belakangan, tetapi di awal September sudah mulai terlihat perubahan halus.
Kebun Jepang perlahan bertransformasi dengan sentuhan merah menyala dan ginkgo emas yang segera bermekaran.
Kedua taman ini cocok untuk berjalan santai sambil menikmati suasana awal musim gugur.
Kilau kuning daun ginkgo dan nuansa khas lainnya membuat taman ini jadi destinasi underrated, tetapi sangat memuaskan bagi pencinta jalan santai di tengah alam.
Festival ini berlangsung pertengahan hingga akhir September di Saitama, sekitar satu jam perjalanan dari pusat Tokyo.
Hamparan bunga merah higanbana menciptakan pemandangan dramatis dan sangat Instagrammable.
Festival ini digelar pertengahan September dengan arak-arakan mikoshi (kuil portabel) dan deretan stan makanan khas Jepang.
Suasananya meriah, cocok bagi wisatawan yang ingin merasakan sisi budaya Tokyo selain menikmati keindahan alamnya.
Pasar barang antik ini digelar setiap Minggu di bulan September di Tokyo International Forum.
Lebih dari 250 penjual menawarkan koleksi antik dan barang vintage. Destinasi ini menjadi surga kecil bagi pecinta sejarah dan seni.
@ohayo_jepang Jepang emang juaranya dalam hal disiplin dan efisiensi! ✨ Bayangin, dalam 7 menit aja, tim pembersih Shinkansen bisa bikin kereta yang baru aja dipakai ratusan orang jadi kinclong lagi dan siap berangkat! 🚄✨ Dari jadwal kereta yang selalu tepat waktu sampai sistem kerja yang super terorganisir, gak heran kalau Jepang terkenal dengan budayanya yang serba efisien. 🗳️ Polling Time! Tapi kalau diterapin di Indonesia, kira-kira bisa nggak ya? 🤔 Kreator Konten: Zahra Permata Jodea Produser: Luthfi Kurniawan Penulis: YUHARRANI AISYAH #OhayoJepang #Tinggaldijepang #KerjadiJepang ♬ Soft Pillow - Bedroom dreams