OHAYOJEPANG - Lulusan SMA di Indonesia bisa bekerja di Jepang, tetapi hanya melalui jalur resmi.
Beberapa jalur yang tersedia antara lain visa Specified Skilled Worker (SSW), program pemerintah-ke-pemerintah (G-to-G) yang dikoordinasikan BP2MI bersama Kementerian Ketenagakerjaan, serta jalur studi bahasa Jepang yang bisa berlanjut ke pendidikan tinggi.
Semua opsi ini dibuka karena Jepang menghadapi kekurangan tenaga kerja di sejumlah sektor penting, sehingga pemerintah kedua negara bekerja sama untuk menyediakan peluang kerja yang aman dan legal.
Baca juga:
BP2MI bekerja sama dengan pemerintah Jepang melalui skema resmi G-to-G untuk menempatkan pekerja migran di sektor caregiving, pertanian, dan manufaktur.
Syarat pesertanya adalah lulusan SMA dengan usia minimal 18 tahun.
Prosesnya meliputi pemeriksaan kesehatan, pelatihan bahasa dan keterampilan, rekrutmen, hingga penempatan kerja.
Program ini menjamin transparansi dan membantu calon pekerja terhindar dari risiko calo atau pihak tidak resmi.
Visa Specified Skilled Worker atau Tokutei Ginou merupakan jalur utama bagi lulusan SMA Indonesia yang ingin bekerja di Jepang.
Visa ini diperkenalkan pada 2019 dan memungkinkan pekerja asing masuk ke 12 industri yang sudah ditentukan.
Syaratnya adalah berusia minimal 18 tahun, lulus ujian keterampilan di sektor yang dituju, serta lulus tes bahasa Jepang (JLPT N4 atau JFT-Basic).
Terdapat dua jenis SSW, yakni SSW (i) dengan masa kerja maksimal lima tahun tanpa izin membawa keluarga, serta SSW (ii) yang dapat diperpanjang tanpa batas dan memperbolehkan membawa keluarga, meski hanya berlaku di sektor tertentu.
Sebagian lulusan SMA memilih jalur studi bahasa Jepang lebih dulu, baik di Indonesia maupun di Jepang.
Alurnya bisa berupa SMA → sekolah bahasa di Indonesia → sekolah bahasa di Jepang → universitas atau sekolah vokasi → kerja.
Jalur ini membuka peluang untuk mendapatkan visa tingkat lanjut seperti Engineer/Specialist in Humanities setelah lulus.
Meski membutuhkan waktu dan biaya lebih besar, jalur ini menawarkan peluang karier yang lebih luas di Jepang.
Kemampuan bahasa menjadi faktor penentu keberhasilan bekerja di Jepang.
Untuk pekerjaan pabrik, pertanian, atau layanan, syarat minimal biasanya JLPT N4.
Untuk posisi teknis atau kantor, tingkat JLPT N3 atau N2 lebih diprioritaskan.
Perusahaan tidak hanya melihat sertifikat, tetapi juga keterampilan komunikasi sehari-hari.
Hingga Oktober 2024, jumlah pekerja asing di Jepang mencapai 2,3 juta orang, tertinggi sepanjang sejarah.
Pekerja asal Indonesia termasuk kelompok signifikan, terutama lewat skema G-to-G dan jalur SSW yang semakin berkembang.
Tren ini menunjukkan bahwa peluang untuk lulusan SMA Indonesia cukup terbuka lebar.
Lulusan SMA Indonesia bisa bekerja secara legal di Jepang melalui jalur resmi yang sudah tersedia.
Visa SSW menjadi jalur paling langsung, sementara program G-to-G BP2MI menawarkan akses yang aman dan transparan.
Bagi yang menempuh jalur studi bahasa, kesempatan karier di level lebih tinggi juga terbuka setelah melanjutkan pendidikan.
Lulusan SMA Indonesia berpeluang meraih karier yang berarti di berbagai industri Jepang yang kekurangan tenaga kerja dengan persiapan matang, terutama kemampuan bahasa dan keterampilan kerja.
Penulis: Karaksa Media Partner (Agustus 2025)
Sumber:
@ohayo_jepang Kaget banget! Ternyata budaya kerja di Jepang tuh beda ya🤔 Kreator Konten: Salma Aichi Produser: Luthfi Kurniawan Penulis: YUHARRANI AISYAH #OhayoJepang #Tinggaldijepang #KerjadiJepang ♬ Fun and comical BGM like a toy box(1565783) - CAROL