Ohayo Jepang
Powered by

Share this page

Summer

3 Beda Musim Panas di Jepang vs Indonesia, Waspada Heatstroke di Negeri Sakura

Kompas.com - 20/08/2025, 15:50 WIB

Siang hari di Jepang datang saat musim panas terasa panjang dengan sinar matahari terik.

Suhu di Tokyo bisa lebih dari 30 derajat Celsius, bahkan mencapai 40 derajat Celsius saat gelombang panas melanda.

Kelembapan tinggi membuat panas semakin terasa dan tubuh cepat lelah.

Jika dibandingkan, suhu Jakarta di musim kemarau berkisar antara 30-32  derajat Celsius dengan puncaknya 35-36 derajat Celsius.

Meski sama-sama lembap, banyak orang menilai panas Jakarta terasa sedikit berbeda dibandingkan Tokyo.

Perbedaan kondisi ini membuat gaya hidup masyarakat di dua negara pun berkembang dengan cara yang unik untuk menghadapi teriknya musim panas.

Baca juga:

Suasana Tokyo saat musim panas.
Suasana Tokyo saat musim panas.

1. Pakaian dan Perlindungan dari Sinar Matahari

Pilihan pakaian di Jepang sangat bervariasi karena mempunyai empat musim. 

Saat musim panas, orang Jepang cenderung mengenakan baju berlengan pendek dengan bahan tipis dan ringan.

Banyak perempuan juga melengkapi diri dengan sarung lengan, masker wajah khusus sinar UV, hingga payung parasol.

Semua itu bagian dari kebiasaan berpakaian yang disesuaikan dengan musim.

Sementara itu, pilihan pakaian di Indonesia lebih seragam sepanjang tahun karena iklim tropis hanya mengenal musim hujan dan kemarau. 

Uniknya, banyak orang justru memakai jaket atau hoodie meski udara panas.

Alasannya praktis yaitu melindungi kulit dari sinar matahari, menjaga baju kerja tetap bersih, serta mengurangi bau keringat yang menempel setelah beraktivitas di luar ruangan.

Kebiasaan berpakaian ini menunjukkan bagaimana kedua masyarakat beradaptasi dengan cara berbeda dalam menghadapi teriknya musim panas.

Kari jadi comfort food orang Jepang saat musim panas karena bisa memicu tubuh berkeringat. Efeknya tubuh jadi dingin secara alami.
Kari jadi comfort food orang Jepang saat musim panas karena bisa memicu tubuh berkeringat. Efeknya tubuh jadi dingin secara alami.

2. Kebiasaan Makan Saat Cuaca Panas

Masyarakat Jepang terbiasa mengonsumsi makanan dingin saat musim panas.

Menu seperti soba dingin, somen, atau ramen dingin populer karena terasa segar sekaligus ringan untuk perut.

Cara ini dipercaya membantu tubuh terasa lebih sejuk dari dalam.

Sementara itu, orang Indonesia tetap mengandalkan makanan hangat bahkan ketika cuaca panas.

Nasi hangat dengan lauk berkuah atau gorengan tetap jadi favorit.

Namun, Indonesia punya tradisi hidangan penutup yang menyegarkan, seperti es cendol, es buah, atau es serut.

Minuman ini menjadi cara khas untuk melawan panas sekaligus menambah energi.

Perbedaan ini memperlihatkan bagaimana budaya kuliner ikut berperan dalam menghadapi cuaca ekstrem di tiap negara.

Ilustrasi plester pendingin tubuh.
Ilustrasi plester pendingin tubuh.

3. Produk dan Inovasi Penangkal Panas

Musim panas di Jepang identik dengan maraknya produk pendingin.

Mulai dari tabir surya, payung UV, semprotan pendingin tubuh, tisu basah, hingga alas tidur berteknologi dingin.

Semua produk ini dirancang untuk memberi kenyamanan ekstra di tengah suhu yang menyengat.

Di Indonesia, tabir surya dan payung masih jadi pilihan umum.

Namun, produk pendingin khusus seperti semprotan atau alas tidur dingin belum banyak digunakan.

Bisa jadi karena masyarakat Indonesia sudah terbiasa dengan panas sepanjang tahun, sehingga tubuh lebih mudah beradaptasi dengan suhu tinggi.

Kebiasaan ini sekaligus menunjukkan perbedaan cara masyarakat Jepang dan Indonesia memanfaatkan teknologi untuk menghadapi cuaca ekstrem.

Tips Hadapi Gelombang Panas di Jepang

Berdasarkan rekomendasi Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan serta Kementerian Lingkungan Hidup Jepang, berikut saran untuk menjaga diri tetap aman saat musim panas:

Rekomendasi Penjelasan
Hindari paparan panas Cari tempat teduh, batasi aktivitas di luar saat siang, gunakan topi atau payung.
Atur suhu dalam ruangan Gunakan AC dengan efektif, padukan dengan kipas, dan cegah panas masuk dengan tirai atau penutup bambu.
Jaga hidrasi Minum air secara teratur bahkan sebelum merasa haus. Minuman elektrolit seperti Pocari Sweat dianjurkan.
Dinginkan tubuh Gunakan es, handuk dingin, semprotan air, atau tisu basah pendingin.

Tips ini menjadi panduan praktis yang bisa membantu siapa pun menghadapi teriknya musim panas, baik di Jepang maupun di Indonesia.

Baca juga:

Sumber:

  • Kantor Kabinet Jepang (https://www.gov-online.go.jp/eng/publicity/book/hlj/html/202007/202007_09_en.html)
  • Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja dan Kesejahteraan Jepang (https://www.mhlw.go.jp/content/necchushoyobou_en.pdf)

Penulis: Masdica, WNI yang tinggal di Jepang. Ia sedang mengejar mimpi dan takoyaki yang sempurna. (Karaksa Media Partner/Agustus 2025)

          View this post on Instagram                      

A post shared by Ohayo Jepang (@ohayo_jepang)

Halaman:
Editor : YUHARRANI AISYAH

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
 
Pilihan Untukmu
Close Ads

Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.