Bagi wisatawan Indonesia yang berani melangkah keluar dari Tokyo, matsuri di daerah terasa lebih otentik dan hangat.
Energi kebersamaan yang muncul mirip dengan tradisi budaya di Indonesia, seperti sedekah bumi atau grebeg.
Di Aomori, ada Nebuta Matsuri yang menyulap jalanan menjadi lautan lampion raksasa yang bercahaya.
Sementara di Kochi, Yosakoi Festival menghadirkan ribuan penari dengan gerakan penuh semangat di sepanjang jalan kota.
Setiap festival menampilkan sesuatu yang unik, mulai dari dialek lokal, makanan khas, hingga tata cara berdoa di kuil.
Semua itu memberi kesempatan bagi orang Indonesia untuk melihat Jepang dari sisi yang lebih beragam, jauh dari gemerlap neon Tokyo.
Bagi orang Indonesia, ada banyak kemiripan nilai dalam matsuri.
Festival ini bukan hanya untuk ditonton, tapi juga untuk dialami bersama.
Pengunjung sering diajak menari, bersorak mendukung peserta, bahkan ikut mengangkat mikoshi atau kuil portabel yang diarak ramai-ramai.
Kehangatan itu melampaui batas bahasa.