Ternyata, rumah tangga di Jepang dengan dua anggota atau lebih menghabiskan rata-rata 295.419 yen atau sekitar Rp 32,4 juta pada Juni 2025.
Angka ini naik 1,3 persen secara riil dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Kenaikan terjadi untuk bulan kedua berturut-turut, dipicu oleh belanja kendaraan dan tagihan listrik, meski pengeluaran untuk makanan justru menurun.
Data Kementerian Urusan Dalam Negeri dan Komunikasi Jepang juga menunjukkan bahwa kenaikan tarif impor Amerika Serikat belum memberi dampak negatif pada konsumsi domestik.
Menurut Kyodo News (8/8/2025), kenaikan terbesar tercatat pada kategori transportasi dan komunikasi yang melonjak 8,6 persen.
Peningkatan ini berbalik dari Juni tahun lalu ketika pengiriman kendaraan menurun akibat penghentian produksi sementara oleh beberapa produsen karena masalah sertifikasi model tertentu.
Pengeluaran energi dan air juga naik 6,3 persen, sebagian karena penggunaan pendingin ruangan yang lebih banyak saat musim panas.
Baca juga:
Meski total pengeluaran meningkat, belanja makanan turun 2,1 persen pada Juni 2025.
Penurunan ini menjadi yang pertama dalam tiga bulan terakhir.
Faktor utamanya adalah turunnya belanja beras hingga 12,1 persen.
Masyarakat membeli beras lebih sedikit atau memilih merek yang lebih murah setelah pemerintah melepas stok cadangan pada awal tahun.
Sementara itu, pengeluaran sektor perumahan naik 11,6 persen, menjadi yang pertama dalam tiga bulan terakhir.
Kenaikan ini mencakup biaya perbaikan dan pemeliharaan dapur serta wastafel.
Rata-rata pendapatan bulanan rumah tangga bergaji dengan minimal dua anggota turun 1,3 persen secara riil menjadi 976.268 yen.
Namun, angka ini meningkat dibanding bulan sebelumnya karena pencairan bonus musim panas.
Federasi Bisnis Jepang atau Keidanren mencatat rata-rata bonus musim panas tahun ini mencapai 974.000 yen.
Nilai tersebut naik 3,44 persen dibanding tahun lalu dan menjadi yang tertinggi sejak data sejenis mulai dicatat pada 1981.
© Kyodo News
View this post on Instagram