Bekerja di Jepang adalah impian banyak orang, terutama bagi mereka yang memiliki keahlian di bidang seperti teknologi informasi (IT) atau perawatan lansia (kaigo).
Namun, banyak yang bertanya-tanya, apakah kita harus menguasai bahasa Jepang level JLPT N2 untuk bekerja di Jepang?
Mari kita telusuri fakta penting tentang persyaratan Bahasa Jepang di dunia kerja Jepang.
Baca juga:
Bagi yang berencana bekerja di Jepang melalui jalur Specified Skilled Worker (SSW), penguasaan bahasa Jepang menjadi syarat yang harus dipenuhi.
Kemampuan Bahasa Jepang yang diperlukan untuk program Specified Skilled Worker (SSW) atau Tokutei Ginou adalah JLPT level N4 atau JFT Basic level A2.
Hal tersebut disampaikan oleh Subkoordinator Pelindungan Pekerja Migran Indonesia Selama Bekerja Kementerian Ketenagakerjaan Indonesia Ratri Nurinda Kusumawati kepada Ohayo Jepang pada Rabu (2/10/2024).
Selain program SSW, terdapat bidang kerja di Jepang yang tak terlalu mengharuskan Bahasa Jepang tingkat tinggi.
Bidang teknologi informasi atau IT misalnya.
"Bahasa Jepang tidak harus pada level tinggi seperti JLPT N2 atau N3. Bidang IT tidak ada syarat spesifik dalam keahlian bahasa seperti bidang kerja lainnya," ujar pendiri perusahaan media dan teknologi VRIGroup Yuichiro Sasaki dalam acara Work in IT Industry in Japan yang diselenggarakan oleh PPI Jepang, Selasa (27/5/2025).
Penggunaan Bahasa Jepang dalam komunikasi biasanya hanya diperlukan saat berinteraksi dengan klien dari luar perusahaan di Jepang.
Komunikasi internal sebagian besar perusahaan IT di Jepang cenderung lebih fleksibel dan dapat menggunakan Bahasa Inggris, terutama di lingkungan kerja multinasional.
Jadi, meskipun kemampuan Bahasa Jepang tetap penting untuk sektor IT, tetapi level N2 bukanlah keharusan.
Sertifikat JLPT N2 dapat membantu dalam memperoleh visa Highly Skilled Professional di Jepang melalui sistem Point-based Preferential Immigration Treatment System for Highly Skilled Foreign Professionals.
Bila lulus JLPT N2, kamu bisa mendapatkan 10 poin yang dapat berkontribusi pada kriteria untuk mendapatkan visa kerja di bidang spesialisasi tertentu.
Visa Highly Skilled Professional diperkenalkan pada 2015 untuk menerima tenaga asing dengan keterampilan tinggi.
Sebagai syarat untuk memperoleh visa ini, seseorang harus terlibat dalam kegiatan yang sesuai dengan kategori Highly Skilled Professional No.1 atau No.2.
Masa tinggal visa ini hingga 5 tahun dan penerimanya mendapatkan perlakuan istimewa dalam prosedur masuk serta tempat tinggal, yang juga menguntungkan perusahaan penerima.
Beberapa pekerjaan yang membutuhkan visa ini antara lain penelitian akademis lanjutan, spesialisasi dan teknologi lanjutan, serta manajemen dan administrasi tingkat lanjut.
Selain itu, untuk memperoleh visa ini, seseorang harus memenuhi jumlah poin tertentu berdasarkan sistem “Highly Skilled Professional Point System”.
Poin diberikan berdasarkan berbagai faktor seperti latar belakang pendidikan, riwayat pekerjaan, pendapatan tahunan, kemampuan bahasa Jepang, dan lainnya.
Bagi mereka yang mencapai total 70 poin atau lebih akan diakui sebagai tenaga kerja dengan keterampilan tinggi dan diberikan visa Highly Skilled Professional.
Baca juga:
JFT-Basic hanya memiliki satu level yaitu A2 yang bertujuan untuk mengukur keterampilan komunikasi Bahasa Jepang dalam kehidupan sehari-hari di Jepang.
Berbeda dengan JFT-Basic, JLPT memiliki lima level, mulai dari N1 yang paling sulit hingga N5 yang paling mudah. Berikut rincian level pada JLPT:
N4 dan N5: Menilai pemahaman dasar Bahasa Jepang yang umumnya diajarkan di kelas.
N1 dan N2: Menilai pemahaman Bahasa Jepang yang lebih kompleks, digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
N3: Level persiapan antara N1/N2 dan N4/N5.
Biaya ujian JFT-Basic 2025 yaitu Rp 550.000.
Sementara biaya ujian JLPT sebagai berikut:
Biaya tersebut belum termasuk biaya administrasi.
JFT-Basic menggunakan metode Computer-Based Training (CBT), peserta akan menjawab soal melalui komputer yang disediakan di lokasi ujian.
Berbeda dengan JFT-Basic, JLPT menggunakan lembar jawaban kertas.
Peserta ujian JLPT perlu membawa alat tulis seperti pensil 2B, bolpoin, penghapus, dan rautan pensil.
JFT-Basic terdiri dari empat bagian soal, yaitu:
Skrip dan Kosakata: sekitar 12 soal
Percakapan dan Ekspresi: sekitar 12 soal
Pemahaman Mendengarkan: sekitar 12 soal
Pemahaman Membaca: sekitar 12 soal
Durasi ujian JFT-Basic adalah 60 menit, dengan kebebasan untuk meninjau dan mengubah jawaban selama masih dalam bagian yang sama.
Namun, pada bagian Pemahaman Mendengarkan, peserta tidak dapat meninjau soal sebelumnya atau berpindah ke soal berikutnya.
Sementara itu, soal pada JLPT berbeda-beda tergantung level yang diujikan.
Level | Bagian soal (Durasi) | ||
N1 | Pengetahuan Bahasa (Kosakata/Tata Bahasa)・Wacana: 110 menit | Mendengarkan: 55 menit | |
N2 | Pengetahuan Bahasa (Kosakata/Tata Bahasa)・Wacana: 105 menit | Mendengarkan: 50 menit | |
N3 | Pengetahuan Bahasa (Kosakata): 30 menit | Pengetahuan Bahasa (Tata Bahasa)・Wacana: 70 menit | Mendengarkan: 40 menit |
N4 | Pengetahuan Bahasa (Kosakata): 25 menit | Pengetahuan Bahasa (Tata Bahasa)・Wacana: 55 menit | Mendengarkan: 35 menit |
N5 | Pengetahuan Bahasa (Kosakata): 20 menit | Pengetahuan Bahasa (Tata Bahasa)・Wacana: 40 menit | Mendengarkan: 30 menit |
Hasil ujian JFT-Basic meliputi skor total dan penilaian berdasarkan skor tersebut.
Tidak ada batasan minimum untuk setiap bagian, dan skor total berkisar antara 10 hingga 250 poin.
Peserta harus memperoleh skor 200 poin atau lebih agar dinyatakan lulus.
Sementara itu, hasil ujian JLPT bergantung pada level yang diambil. Setiap level memiliki kriteria kelulusan dan penilaian yang berbeda.
Level | Skor total | Skor berdasarkan Bagian Penilaian | ||||||
Pengetahuan Bahasa (Kosakata/Tata Bahasa) | Wacana | Mendengarkan | ||||||
Rentang poin | Passing grade keseluruhan | Rentang poin | Passing grade bagian | Rentang poin | Passing grade bagian | Rentang poin | Passing grade bagian | |
N1 | 0-180 | 100 | 0-60 | 19 | 0-60 | 19 | 0-60 | 19 |
N2 | 0-180 | 90 | 0-60 | 19 | 0-60 | 19 | 0-60 | 19 |
N3 | 0-180 | 95 | 0-60 | 19 | 0-60 | 19 | 0-60 | 19 |
Level | Skor total | Skor berdasarkan Bagian Penilaian | ||||
Pengetahuan Bahasa (Kosakata/Tata Bahasa) ・ Wacana | Mendengarkan | |||||
Rentang poin | Passing grade keseluruhan | Rentang poin | Passing grade bagian | Rentang poin | Passing grade bagian | |
N4 | 0-180 | 90 | 0-120 | 38 | 0-60 | 19 |
N5 | 0-180 | 80 | 0-120 | 38 | 0-60 | 19 |
Baca juga:
Menurut pendiri sekaligus Ketua LPK Harajuku Rawin, calon pekerja harus memahami betul bahwa Bahasa Jepang sangat penting, bukan sekadar formalitas.
“Harus betul-betul paham bahwa bahasa Jepang itu dibutuhkan bukan hanya sebagai syarat saja,” ujar Rawin saat dihubungi Ohayo Jepang, Senin (14/4/2025).
Menguasai Bahasa Jepang mempermudah kita beradaptasi dengan kehidupan sehari-hari; seperti berbelanja, mengurus administrasi, atau berkomunikasi dengan tetangga dan rekan kerja.
Meskipun tidak semua sektor memerlukan Bahasa Jepang tingkat tinggi, penguasaan bahasa yang memadai sangat membantu untuk beradaptasi di Jepang.
Kemampuan Bahasa Jepang level N2 sangat berguna, terutama di sektor yang memerlukan interaksi dengan klien atau masyarakat lokal.
Namun, tidak semua pekerjaan di Jepang mengharuskan menguasai level N2.
Program SSW misalnya, calon pekerja setidaknya menguasai level N4 agar mendapatkan visa tersebut.
Selain itu, sektor IT juga tak membutuhkan kemampuan Bahasa Jepang level tinggi.
Kemampuan beradaptasi dan menguasai Bahasa Jepang untuk kehidupan sehari-hari lebih penting.
Jika kamu bekerja di sektor selain IT, mempersiapkan diri dengan kemampuan bahasa Jepang yang memadai akan sangat membantu karirmu di Jepang.
Jadi, apakah kamu perlu N2? Itu tergantung pada jenis pekerjaan yang kamu pilih.
Sumber:
View this post on Instagram