Menariknya, hanya lima persen dari lokasi itu yang punya lebih banyak toilet wanita.
Baca juga:
Momose membagikan temuan ini di media sosial dengan tagar seperti #OnlyLongLinesForWomensRestrooms.
Respons pun berdatangan, mulai dari komentar “Perempuan dipaksa menunggu” hingga “Tidak adil, mengingat jumlah perempuan di Jepang lebih banyak.”
Data pemerintah terbaru bahkan menunjukkan jumlah perempuan di Jepang melebihi laki-laki sekitar 3,3 juta orang.
Menurut Momose, antrean panjang bukan hanya soal waktu yang lebih lama di toilet.
Bagi perempuan, ini juga menyangkut kenyamanan, kesehatan, dan hak asasi manusia.
“Tidak wajar kalau perempuan harus terus bersabar dengan kondisi seperti ini,” ujarnya.
Momose berharap ke depan ada setidaknya jumlah toilet yang setara antara pria dan wanita, bukan hanya soal pembagian area yang sama luas.
Pihak JR West, yang mengelola Stasiun Kurashiki, menyebut bahwa jumlah toilet dirancang berdasarkan ukuran dan ruang yang tersedia di stasiun.
Sementara itu, operator transportasi di wilayah Tokyo mengakui bahwa mereka membagi area toilet pria dan wanita sama besar.