Sebuah kuil di Prefektur Fukuoka, Jepang, menjadi sorotan karena menerapkan tiket masuk khusus turis asing.
Sejak Mei 2025, Kuil Nanzoin yang terkenal dengan patung Buddha berbaring sepanjang 41 meter mulai mengenakan biaya masuk 300 yen (sekitar Rp 32.400) kepada wisatawan asing.
Melansir Kyodo News (17/7/2025), langkah ini diambil untuk menutupi biaya tambahan akibat perilaku pengunjung yang dinilai kurang tertib.
Menurut Kepala biksu Kuil Nanzoin Kakujo Hayashi, jumlah wisatawan asing melonjak tajam sejak Jepang mencabut pembatasan Covid-19.
Sayangnya, lonjakan itu memicu masalah seperti sampah berserakan, aktivitas minum-minum, penggunaan kembang api di area kuil, hingga penyalahgunaan fasilitas toilet.
Menurut Hayashi, biaya tambahan tersebut digunakan untuk mendanai kebersihan dan keamanan.
Ia menegaskan, kebijakan ini bukanlah bentuk diskriminasi, melainkan upaya mengatasi masalah yang muncul di kuil.
Baca juga:
Kebijakan Kuil Nanzoin menimbulkan perdebatan karena hanya diberlakukan untuk wisatawan asing.
Pengunjung yang memiliki bukti tinggal jangka panjang di Jepang untuk bekerja atau belajar dibebaskan dari biaya ini.
Di pintu masuk, pengunjung asing diarahkan membayar tiket di jendela resepsi.
Sementara itu, warga Jepang tidak dikenakan biaya apa pun dan papan tanda di lokasi hanya menggunakan Bahasa Inggris.
Petugas biasanya menanyakan langsung asal pengunjung, seperti dengan pertanyaan, “Apakah Anda dari Jepang?” sebelum mempersilakan mereka masuk tanpa antre.
Menurut seorang pakar, kebijakan ini kurang transparan, apalagi ketika isu-isu terkait orang asing sedang menjadi perhatian menjelang pemilu majelis tinggi Jepang.
Meski begitu, sistem tarif berbeda untuk wisatawan asing bukan hal baru di dunia.
Beberapa destinasi terkenal, seperti Taj Mahal di India, juga menetapkan harga lebih tinggi bagi turis asing demi membantu biaya perawatan, sambil menjaga agar harga tetap terjangkau bagi warga lokal.
Dengan melonjaknya kunjungan turis asing ke Jepang yang kini mencetak rekor, perdebatan soal kebijakan seperti ini kemungkinan masih akan berlanjut.
Bagi Nanzoin, ini adalah cara untuk menjaga kenyamanan pengunjung sekaligus melindungi salah satu situs Buddha terbesar di dunia.
© Kyodo News
View this post on Instagram