Sementara itu, warga Jepang tidak dikenakan biaya apa pun dan papan tanda di lokasi hanya menggunakan Bahasa Inggris.
Petugas biasanya menanyakan langsung asal pengunjung, seperti dengan pertanyaan, “Apakah Anda dari Jepang?” sebelum mempersilakan mereka masuk tanpa antre.
Menurut seorang pakar, kebijakan ini kurang transparan, apalagi ketika isu-isu terkait orang asing sedang menjadi perhatian menjelang pemilu majelis tinggi Jepang.
Meski begitu, sistem tarif berbeda untuk wisatawan asing bukan hal baru di dunia.
Beberapa destinasi terkenal, seperti Taj Mahal di India, juga menetapkan harga lebih tinggi bagi turis asing demi membantu biaya perawatan, sambil menjaga agar harga tetap terjangkau bagi warga lokal.
Dengan melonjaknya kunjungan turis asing ke Jepang yang kini mencetak rekor, perdebatan soal kebijakan seperti ini kemungkinan masih akan berlanjut.
Bagi Nanzoin, ini adalah cara untuk menjaga kenyamanan pengunjung sekaligus melindungi salah satu situs Buddha terbesar di dunia.
© Kyodo News
View this post on Instagram