Namun, seiring waktu, ketika kepercayaan sudah tumbuh, seseorang akan mulai membuka diri dan menunjukkan honne-nya.
Proses ini menunjukkan betapa berharganya sebuah ikatan pertemanan di Jepang.
Di dunia kerja, memahami tatemae dan honne juga penting agar komunikasi berjalan lancar.
Misalnya, jika atasan berkata tugas harus diselesaikan “segera,” itu bisa berarti tugas tersebut sangat mendesak.
Jika atasan memberi saran terdengar santai, bisa jadi maksudnya ada perbaikan yang harus dilakukan sesegera mungkin.
Memang, membedakan tatemae dan honne tidak selalu mudah, bahkan bagi orang Jepang sendiri. Tetapi, dengan latihan dan pengalaman, kemampuan ini bisa diasah.
Salah satu kuncinya adalah berani bertanya langsung jika ragu.
Menanyakan maksud sebenarnya dari ucapan atau saran yang diberikan justru bisa membantu menghindari kesalahpahaman.
Tatemae dan honne termasuk dalam kategori budaya ungkapan (expression culture) yang mencerminkan nilai masyarakat Jepang.
Dalam komunikasi sehari-hari, bahasa Jepang sering menggunakan metafora, kalimat tidak langsung, atau bahkan mengaburkan inti pembicaraan.