Namun, penting diingat bahwa tatemae bukan berarti membohongi diri.
Ini lebih kepada kesadaran situasi dan memilih cara berkomunikasi yang sesuai agar tidak menyinggung perasaan orang lain.
Hal ini pun menjadi cerminan budaya gotong royong dan kooperatif yang sudah diwariskan sejak zaman dahulu.
Ketika itu masyarakat Jepang hidup berdampingan di desa kecil atau di lingkungan perkotaan yang padat.
Berbeda dengan tatemae, honne adalah momen ketika seseorang bisa berbicara jujur sesuai isi hati.
Biasanya, honne hanya muncul dalam lingkaran kecil, seperti di antara keluarga atau teman dekat.
Misalnya, saat seseorang diundang ke rumah oleh kenalan baru, ajakan itu mungkin hanya bentuk kesopanan atau tatemae.
Tapi jika undangan datang dari teman yang tampak benar-benar ingin menghabiskan waktu bersama, itu adalah bentuk honne.
Bagi yang ingin membangun persahabatan di Jepang, memahami perbedaan honne dan tatemae memang butuh kesabaran.
Percakapan di awal mungkin terdengar formal dan di permukaan saja.