Sebelum bertanding, pesumo juga akan menepukkan tangan, sebuah praktik yang umum dilakukan umat Shinto sebelum dan sesudah berdoa.
Tak hanya itu, garam ditaburkan ke arena (dohyo) sebagai simbol penyucian, sesuai kepercayaan Shinto.
Menariknya lagi, wasit sumo atau gyoji mengenakan pakaian yang menyerupai jubah bangsawan istana Jepang pada zaman dulu, yang juga mirip dengan busana pendeta Shinto masa kini.
Sumo seperti yang kita kenal sekarang mulai dijalankan secara rutin pada tahun 1684, di kuil Shinto Tomioka Hachimangu di Tokyo, pada masa Edo.
Seorang mantan samurai bernama Ikazuchi Gondayu berperan penting dalam menyusun aturan pertandingan dan membentuk arena sumo yang kemudian menjadi standar hingga saat ini.
Kini, menjadi pesumo atau rikishi adalah profesi yang dijalani secara serius.
Para calon rikishi biasanya mulai berlatih sejak lulus SMP di tempat latihan bernama sumo-beya.
Mereka harus berjuang menaiki jenjang peringkat di dunia sumo profesional.
Berdasarkan Japan Sumo Association, berikut jadwal turnamen sumo besar di Jepang selama 2025.
Setiap turnamen biasanya dimulai pada Minggu dan berlangsung selama 15 hari.