OHAYOJEPANG - Pemerintah Jepang akan memperketat langkah penanganan setelah serangan beruang di berbagai wilayah menewaskan sembilan orang sepanjang tahun ini.
Jumlah tersebut menjadi yang tertinggi dalam sejarah, melampaui rekor sebelumnya sebanyak lima korban jiwa pada tahun fiskal 2023-2024.
Melansir kantor berita AFP (22/10/2025), beruang dilaporkan semakin sering memasuki wilayah permukiman di Jepang, terutama di daerah yang penduduknya menua dan jumlahnya menurun.
Baca juga:
Menteri Lingkungan Hidup Jepang yang baru, Hirotaka Ishihara, menyebut peningkatan serangan beruang sebagai masalah besar dan serius.
“Kami berkomitmen untuk semakin memperkuat berbagai langkah, termasuk memastikan dan melatih pemburu pemerintah serta mengelola populasi beruang,” ujar Ishihara dalam konferensi pers pada Rabu (22/10/2025).
Ishihara dilantik pada Selasa malam (21/10/2025) setelah Perdana Menteri baru, Sanae Takaichi, membentuk kabinetnya.
Pernyataan tersebut disampaikan sehari setelah pelantikannya, sebagai tanggapan terhadap meningkatnya serangan beruang di sejumlah daerah.
Kasus terbaru termasuk seorang pria berusia 70-an tahun yang ditemukan tewas pada 10 Oktober di pegunungan Prefektur Iwate saat sedang memetik jamur.
Seorang warga Iwate lainnya juga ditemukan meninggal pekan lalu di hutan dekat fasilitas pemandian air panas tempatnya bekerja.
Di Prefektur Fukushima, sepasang lansia berusia 80-an diserang beruang di luar rumah mereka pada Rabu dan mengalami luka di wajah serta leher.
Selain itu, beruang juga dilaporkan menyerang wisatawan, memasuki toko, dan terlihat di sekitar sekolah maupun taman, terutama di wilayah utara Jepang.
Jepang memiliki dua jenis beruang yaitu beruang hitam Asia (moon bear) dan beruang coklat yang hidup di Pulau Hokkaido.
Ribuan beruang ditembak setiap tahun, tetapi jumlah pemburu di Jepang terus menurun karena populasi penduduk yang menua.