Anak-anak mempraktikkan etika makan, menjaga kebersihan, mengenali kandungan gizi makanan, serta belajar menghargai produk lokal.
Di sini, teori dan praktik shokuiku benar-benar menyatu.
Guru gizi melakukan pendampingan khusus bagi siswa yang mengalami obesitas, kekurangan gizi, atau alergi makanan.
Pendekatan ini membantu anak-anak memperbaiki kebiasaan makan secara berkelanjutan.
Melalui tiga pilar tersebut, shokuiku membantu anak-anak Jepang memahami makna makanan secara menyeluruh, mulai dari nilai gizinya hingga proses penyajiannya.
Lebih dari sekadar program pendidikan, shokuiku menjadi fondasi pembentukan karakter dan gaya hidup sehat yang berkelanjutan di masa depan.
Sumber:
(PENULIS: KOMPAS.COM/PITRI NOVIYANTI)