Ohayo Jepang
Powered by

Share this page

Budaya Lokal

Misteri Blue Spider Lily di Jepang, Bunga Legenda yang Tak Pernah Ada

Kompas.com - 21/09/2025, 14:04 WIB

OHAYOJEPANG - Di Jepang, banyak bunga yang sarat makna dan simbolisme budaya.

Salah satu yang paling menarik imajinasi adalah blue spider lily, bunga yang justru tidak pernah ada di alam.

Berbeda dengan higanbana merah yang bermekaran setiap musim gugur, blue spider lily lebih sering muncul dalam legenda, karya sastra, hingga anime.

Kehadirannya menjadi contoh bagaimana cerita dan budaya mampu menciptakan makna baru melebihi yang diberikan oleh alam.

Baca juga:

Simbolisme dalam Tradisi Jepang

Dalam budaya Jepang, red spider lily atau higanbana (Lycoris radiata) lekat dengan makna perpisahan, kematian, dan transisi spiritual.

Bunga merah ini mekar saat ekuinoks musim gugur, bertepatan dengan perayaan Higan, yaitu momen umat Buddha mengenang leluhur.

Sementara itu, blue spider lily tidak memiliki kaitan dengan musim tertentu.

Ia hadir sebagai simbol rekaan, digambarkan sebagai bunga misterius, langka, dan berasal dari dunia lain dalam anime, novel, maupun gim.

Kehadirannya menegaskan bagaimana cerita dan budaya mampu menciptakan makna baru, bahkan melebihi apa yang tersedia di alam.

Fakta Menarik: Dari Fiksi ke Keyakinan

Popularitas blue spider lily melonjak berkat anime Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba.

Dalam kisah tersebut, bunga ini digambarkan sebagai tanaman mistis yang dipercaya mampu menyelamatkan hidup.

Cerita itu membuat banyak penggemar berusaha mencari keberadaan blue spider lily di dunia nyata.

Namun, para ahli botani menegaskan tidak pernah ada dokumentasi tentang bunga ini yang tumbuh secara alami.

Fakta tersebut menjadikannya contoh menarik bagaimana fiksi bisa membentuk keyakinan, sekaligus menunjukkan kekuatan imajinasi dalam budaya populer.

Sumber:

  • Kementerian Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Jepang (https://www.maff.go.jp/j/nousin/noukan/nougyo_kinou/attach/pdf/index-65.pdf)
@ohayo_jepang Mungkin di Indonesia, memberikan tip adalah cara kita menunjukkan rasa terima kasih kepada pelayan, kan? Tapi di Jepang, kebiasaan ini justru wajib dihindari! 😱 Alasannya sederhana, karena di Jepang, pelayanan maksimal sudah merupakan bagian dari harga dan gaji staf. Oleh karena itu, memberikan tip justru bisa dianggap kurang sopan, bahkan berpotensi membuat pelayan mengejar kamu untuk mengembalikan tip tersebut! 😅 Meskipun begitu, budaya Jepang tetap menjunjung tinggi pelayanan sebagai bagian dari profesionalisme. Nah, untuk menunjukkan apresiasi, ada tradisi lain yang lebih diterima, yaitu kokorozuke. Tradisi ini dilakukan dengan cara memberikan hadiah kecil dalam konteks tertentu, seperti kepada pemandu atau penerjemah. Jadi, saat makan di Jepang, kamu nggak perlu pusing lagi soal tip. Cukup nikmati makanannya saja~ Pernah dengar negara lain yang punya tradisi serupa? Komentar di bawah, dong! 🇯🇵✨ Kreator Konten: Zahra Permata Jodea Produser: Luthfi Kurniawan Penulis: FAESAL MUBAROK Editor: YUHARRANI AISYAH #OhayoJepang #Tinggaldijepang #KerjadiJepang ♬ suara asli - Ohayo Jepang
Halaman:
Editor : YUHARRANI AISYAH

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
 
Pilihan Untukmu
Close Ads

Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.