Ohayo Jepang
Powered by

Share this page

Fakta & Data

Peneliti Jepang Ungkap Konsumsi Ramen 3 Kali Seminggu Tingkatkan Risiko Kematian

Kompas.com - 21/09/2025, 13:05 WIB

OHAYOJEPANG - Ramen dikenal sebagai salah satu kuliner favorit di Jepang, khususnya di Prefektur Yamagata yang terkenal dengan konsumsi ramen tinggi.

Namun, sebuah penelitian terbaru memunculkan catatan penting terkait kebiasaan makan mi kuah ini.

Penelitian tersebut menyebut bahwa konsumsi ramen tiga kali atau lebih dalam sepekan dapat meningkatkan risiko kesehatan.

Baca juga:

Hubungan Konsumsi Ramen dengan Risiko Kematian

Melansir Kyodo News (21/9/2025), penelitian dilakukan oleh sejumlah universitas di Prefektur Yamagata terhadap 6.725 penduduk berusia 40 tahun ke atas.

Studi ini berlangsung sekitar empat setengah tahun, dengan mengelompokkan peserta berdasarkan frekuensi makan ramen, mulai dari kurang dari sebulan sekali hingga tiga kali atau lebih dalam seminggu.

Hasilnya menunjukkan bahwa mereka yang makan ramen tiga kali atau lebih dalam sepekan memiliki risiko kematian sekitar 1,5 kali lipat dibandingkan dengan orang yang hanya makan sekali atau dua kali.

Menariknya, risiko kematian justru sedikit lebih tinggi pada kelompok yang jarang sekali makan ramen, yakni kurang dari sebulan sekali.

Para peneliti menilai hal ini bukan berarti konsumsi jarang menjadi masalah, melainkan kemungkinan disebabkan oleh faktor lain.

Orang dengan kondisi kesehatan tertentu, seperti hipertensi atau diabetes, mungkin sudah mengurangi konsumsi ramen sesuai anjuran dokter.

Dengan demikian, kelompok ini terlihat memiliki risiko lebih tinggi meski jarang makan ramen.

Faktor Risiko Tambahan

Studi juga menemukan perbedaan signifikan pada kelompok usia tertentu.

Mereka yang berusia di bawah 70 tahun dan makan ramen tiga kali atau lebih dalam sepekan memiliki risiko kematian lebih dari dua kali lipat dibandingkan kelompok yang makan sekali atau dua kali.

Risiko meningkat lebih tinggi lagi pada mereka yang rutin mengonsumsi alkohol selain makan ramen.

Dalam kasus ini, risikonya tercatat 2,7 kali lebih besar.

Meski demikian, para peneliti menekankan bahwa temuan ini belum cukup kuat secara statistik untuk menyatakan ramen sebagai penyebab langsung.

Masih diperlukan penelitian lebih lanjut guna memastikan kaitan antara kebiasaan makan ramen dan kondisi kesehatan.

Tsuneo Konta, profesor dari Fakultas Ilmu Kedokteran Universitas Yamagata, menegaskan bahwa studi ini tidak serta-merta menyimpulkan ramen berbahaya.

Ia menyarankan agar masyarakat tidak menghabiskan kuah ramen yang biasanya mengandung kadar garam tinggi.

Selain itu, pola makan sebaiknya dijaga tetap seimbang dengan memperhatikan asupan gizi dari sumber lain.

Penelitian ini telah dipublikasikan dalam The Journal of Nutrition, Health and Aging pada Agustus lalu.

© Kyodo News

@ohayo_jepang Kirain lebay, ternyata SOPAN! Di Jepang, berekspresi saat makan itu bentuk apresiasi buat yang masak. Jadi, kalau makan bareng orang Jepang, jangan heran kalo mereka lebih ekspresif dari kamu😆🥢 Kreator Konten: Salma Aichi Produser: Luthfi Kurniawan Penulis: FAESAL MUBAROK #OhayoJepang #Tinggaldijepang #KerjadiJepang ♬ suara asli - Ohayo Jepang
Halaman:
Editor : YUHARRANI AISYAH

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
 
Pilihan Untukmu
Close Ads

Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.