Ohayo Jepang
Powered by

Share this page

Rumah Di Jepang

Punya Tanah di Jepang Makin Mahal, Wilayah Ginza Capai Rp 5,24 Miliar Per Meter

Kompas.com - 16/09/2025, 16:50 WIB

OHAYOJEPANG - Punya tanah di Jepang kini makin mahal.

Data pemerintah Jepang per 1 Juli menunjukkan harga rata-rata tanah naik 1,5 persen dibanding tahun sebelumnya. Kenaikan ini menjadi yang tertinggi sejak 1992.

Lonjakan harga tanah dipicu tingginya permintaan perumahan, meningkatnya jumlah wisatawan asing, serta derasnya investasi dari luar negeri seiring melemahnya yen.

Melansir Kyodo News (16/9/2025), harga tanah di Jepang sudah naik empat tahun berturut-turut dengan catatan ini.

Baca juga:

Harga Tanah Komersial dan Perumahan

Harga tanah komersial tercatat naik 2,8 persen.

Pertumbuhan ini didorong pembangunan hotel dan toko baru di perkotaan untuk menampung lonjakan wisatawan asing.

Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi, dan Pariwisata Jepang menyebut, investor asing juga semakin aktif membeli properti.

Permintaan banyak mengarah pada kondominium di pusat Tokyo serta kawasan resor di Hokkaido.

Harga tanah perumahan ikut naik 1,0 persen. Kenaikan ini dipengaruhi kebutuhan hunian di kota besar dan asrama karyawan di kawasan resor.

Namun, di beberapa daerah pertumbuhannya tertahan oleh biaya konstruksi yang kian tinggi.

Furano di Hokkaido, kawasan populer bagi investor asing yang mengembangkan resor, mencatat lonjakan harga perumahan tertinggi sebesar 27,1 persen.

Di sisi lain, Chitose juga menjadi wilayah dengan pertumbuhan harga tanah komersial tercepat, mencapai 31,4 persen. Kota ini dikenal sebagai lokasi pabrik semikonduktor Rapidus Corp.

Kota Besar dan Daerah Ikut Mengalami Kenaikan

Tiga kota besar Jepang, yaitu Tokyo, Osaka, dan Nagoya, mencatat kenaikan harga tanah rata-rata sebesar 4,3 persen.

Pertumbuhan terjadi baik di sektor perumahan maupun komersial.

Harga tanah di daerah juga naik untuk tahun ketiga berturut-turut. Kenaikan perumahan sebesar 0,1 persen, sedangkan tanah komersial tumbuh 1,0 persen.

Secara nasional, harga tanah perumahan naik di 20 dari 47 prefektur, bertambah tiga dari tahun sebelumnya. Namun, masih ada 26 prefektur yang mencatat penurunan harga.

Di Tokyo, kawasan Ginza tetap memegang rekor harga tanah tertinggi.

Lahan bangunan komersial Meidi-ya Ginza mencapai 46,9 juta yen (sekitar Rp 5,24 miliar) per meter persegi. 

Lokasi ini sudah menjadi yang termahal selama 20 tahun berturut-turut.

Setelah 1992, harga tanah di Jepang sempat menurun akibat pecahnya gelembung harga aset.

Penurunan berlanjut hingga krisis keuangan global pasca-kebangkrutan Lehman Brothers dan masa pandemi Covid-19.

Kini, tren harga tanah kembali naik. Pemulihan ekonomi setelah krisis dan pandemi membuat kepemilikan tanah di Jepang semakin bernilai mahal.

© Kyodo News

@ohayo_jepang Jepang Masih Cash Only?! 😳 Udah kebiasaan cashless? Jangan kaget kalau ke Jepang! Meski teknologinya super maju, masih banyak tempat yang cuma nerima uang tunai, lho! Dari restoran kecil sampai kuil, gesek kartu? Nggak bisa! Jadi, sebelum liburan, pastiin bawa yen cash biar nggak ribet~ Gimana nih, tim cash atau cashless? Kreator Konten: Salma Aichi Produser: Luthfi Kurniawan Penulis: YUHARRANI AISYAH #OhayoJepang #Tinggaldijepang #KerjadiJepang ♬ suara asli - Ohayo Jepang
Halaman:
Editor : YUHARRANI AISYAH

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
 
Pilihan Untukmu
Close Ads

Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.