Ohayo Jepang
Powered by

Share this page

Autumn

Ikut Wisata Petik Buah di Jepang, Cara Baru Nikmati Musim Gugur

Kompas.com - 14/09/2025, 15:18 WIB

OHAYOJEPANG - Di berbagai daerah di Jepang, wisata petik buah mengajak keluarga untuk masuk ke kebun penuh hasil panen musiman.

Kegiatan ini paling ramai pada awal musim gugur, ketika apel, anggur, pir, dan persik masih bisa dipetik langsung.

Biasanya pengalaman ini dikemas dalam konsep tabehodai atau makan sepuasnya dalam waktu tertentu, antara 30 hingga 60 menit tergantung kebun.

Bagi pengunjung, petik buah bukan hanya soal rasa manis buah, tetapi juga cara untuk melambat, menikmati alam terbuka, dan menciptakan kenangan.

Banyak kebun menyediakan kursi dan meja untuk bersantai, mencicipi buah segar, bahkan menjadikannya piknik kecil.

Keluarga sering membawa minuman dan camilan, sehingga kebun terasa seperti taman musiman yang bisa dinikmati bersama.

Seiring peralihan musim panas ke musim gugur, Jepang menyambut panen buah sebagai ritual yang menyatukan warga lokal maupun wisatawan.

Baca juga:

Dari Pengalaman Pribadi Hingga Nilai Budaya

Saat tumbuh di Indonesia, buah sangat mudah ditemukan.

Mangga, semangka, pisang, dan melon selalu ada sebagai camilan sehari-hari, murah dan melimpah.

Ketika pindah ke Jepang, harga buah membuat saya terkejut.

Semangka, melon, bahkan apel bisa seharga satu porsi makan siang.

Awalnya saya ragu untuk membeli, tetapi setelah mencoba, saya sadar bahwa buah di Jepang lebih menekankan kualitas, kesegaran, dan penampilan.

Varietas premium seperti stroberi Amaou benar-benar berbeda, manis sempurna dan dibudidayakan dengan penuh perhatian.

Saya bergabung dalam wisata petik buah pada suatu musim panas untuk menyalurkan kecintaan saya pada buah tanpa terlalu boros.

Meski cuaca sedikit hujan dan mendung, kebun tetap ramai dengan keluarga dan rombongan.

Berbeda dengan Indonesia, di mana memetik buah biasanya untuk dibawa pulang, di Jepang keseruannya adalah langsung makan di tempat.

Saya bersama teman memetik anggur dan persik dari pohon, langsung mencicipinya, dan merasakan kesegarannya.

Kebun lengkap dengan tangga untuk mencapai buah matang, alat bantu, serta suasana santai bersama pengunjung lain membuat pengalaman ini terasa istimewa.

Pada akhirnya, saya memahami bahwa di Jepang buah bukan sekadar makanan.

Buah mencerminkan musim, kebersamaan, dan penghargaan atas kualitas.

Hal sederhana seperti makan buah bisa menciptakan kenangan dan memperlihatkan nilai budaya.

Ikut wisata petik buah di Jepang tidak hanya aktivitas luar ruang, tetapi juga cermin dari budaya makan sehat yang menekankan keselarasan dengan musim.

Kegiatan ini menghubungkan orang dengan tanah, panen, dan ritme alam, sekaligus memperkuat rasa hormat pada makanan.

Bagi warga lokal maupun wisatawan, petik buah adalah tradisi sekaligus hiburan.

Bagi saya, pengalaman itu menjembatani dua dunia. Budaya buah di Indonesia yang mudah diakses setiap hari dan budaya buah di Jepang yang penuh perayaan musiman.

Keduanya membawa kebahagiaan, tetapi Jepang mengingatkan bahwa buah bisa menjadi pengalaman, kemewahan, sekaligus kenangan yang patut disimpan.

Penulis: Rafari, WNI yang kerja di Jepang. Ia suka makanan lezat, aktivitas fisik, dan tempat hidden gem untuk melepas penat.

@ohayo_jepang Bahasa Jepang: kasual vs formal?🤔 Eitss ternyata, kedua bahasa ini punya daya tarik masing-maing loh!✨ Bahasa Jepang sehari-hari kasual ini, dapat membuat suasana santai dan akrab, sementara bahasa formal menunjukkan rasa hormat dan kesopanan. Mana yang lebih sering kamu pakai? Jawab dikomentar yah… Kreator Konten: Aqila Vitrasya Produser: Luthfi Kurniawan #ohayojepang #bahasajepang #tinggaldijepang ♬ suara asli - Ohayo Jepang
Halaman:
Editor : YUHARRANI AISYAH

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
 
Pilihan Untukmu
Close Ads

Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.