Dalam keadaan putus asa, Seita menarik seluruh uang dari rekening sang ibu.
Di luar bank, ia mendengar kabar bahwa Jepang telah menyerah kepada Sekutu.
Seita juga mendengar bahwa armada laut Jepang hancur dan besar kemungkinan ayah mereka, seorang kapten angkatan laut, telah tewas di medan perang.
Seita kembali dengan membawa makanan, tetapi sudah terlambat.
Setsuko ditemukan dalam keadaan sekarat dan mengalami halusinasi.
Seita berusaha memasak untuk adiknya, namun Setsuko meninggal tak lama kemudian.
Ia mengkremasi jenazah Setsuko dengan bantuan dari seorang petani dan menyimpan abunya dalam kaleng permen.
Beberapa minggu kemudian, Seita juga meninggal karena kelaparan di Stasiun Sannomiya.
Tubuhnya ditemukan oleh petugas kebersihan yang kemudian membuang kaleng permen tersebut.
Dari kaleng itu, roh Setsuko muncul dan disusul oleh Seita, bersama sekumpulan kunang-kunang.