Di wilayah Murayama, sup ini juga dikenal sebagai iruka jiru atau sup lumba-lumba.
Khususnya di Kota Ōe, iruka jiru sering dimasak dalam pertemuan anak-anak saat liburan musim panas.
Para ibu biasanya membawa hasil panen kebun atau bahan makanan dari rumah masing-masing.
Bahan-bahan tersebut lalu dimasak bersama dalam panci besar, kemudian dinikmati ramai-ramai oleh warga.
Sementara itu, di wilayah Mogami, sup ini disebut Mongiri Mizu Jiru.
Nama tersebut diambil dari cara memasak sayuran liar mizu yang dipetik dan dipotong langsung menggunakan tangan supaya rasa kuah lebih meresap.
Bahan wajib dalam sup ini adalah daging paus asin dan kentang baru.
Selain itu, masyarakat sering menambahkan sayuran liar khas daerah, seperti aomizu yang tumbuh di pegunungan atau natsuna, sejenis sayuran musiman besar yang tumbuh di musim panas.
Sebelum dimasak, daging paus asin harus dicuci terlebih dahulu untuk menghilangkan garam yang menempel.
Daging kemudian direndam selama sekitar 10–30 menit supaya kadar garamnya berkurang.