Namun, mereka mengamati adanya tren jangka panjang perubahan iklim yang menimbulkan pola cuaca semakin tidak menentu.
Gelombang panas ekstrem saat ini juga tengah melanda berbagai belahan dunia, termasuk wilayah Eropa seperti Prancis dan Yunani.
Federasi pesepakbola dunia FIFPro bahkan telah mengusulkan jeda paruh waktu yang lebih panjang pada Piala Dunia tahun depan sebagai respons terhadap risiko suhu tinggi bagi para atlet.
Di Jepang sendiri, berbagai dampak dari perubahan iklim mulai dirasakan nyata. Musim panas tahun lalu tercatat sebagai yang terpanas, menyamai rekor tahun 2023.
Musim gugur setelahnya pun menjadi yang terhangat sejak 126 tahun lalu. Beberapa tanaman ikonik Jepang pun terpengaruh.
Bunga sakura yang biasanya bermekaran di musim semi mulai mengalami perubahan waktu mekar, bahkan ada yang tidak mekar sempurna karena musim dingin yang kurang dingin.
Gunung Fuji, simbol ikonik Jepang, juga mengalami perubahan.
Tahun lalu, puncak bersalju khas Gunung Fuji baru muncul pada awal November, lebih lambat dari rata-rata yang biasanya terjadi pada awal Oktober.
Musim hujan di Jepang bagian barat baru saja berakhir minggu lalu. Ini tercatat sebagai waktu berakhirnya musim hujan paling awal, yakni sekitar tiga minggu lebih cepat dari biasanya.
Selain itu, Jepang juga mengalami berbagai bencana yang dipicu cuaca ekstrem.