Baca juga:
Melansir AeroTime, beberapa faktor menyebabkan bandara Kansai tenggelam lebih cepat dari perkiraan awal.
Pertama, komposisi dasar laut berupa tanah liat lunak dan lumpur yang memadat begitu terbebani.
Kedua, berat dari material reklamasi seluas 69,5 mil persegi yang digunakan untuk membentuk pulau buatan.
Selain itu, proses pembangunan pulau buatan ini menyebabkan tanah yang belum sepenuhnya memadat menjadi lebih mudah mengalami penurunan jangka panjang.
Di awal pembangunan, insinyur memang menyadari potensi penurunan tanah. Namun, laju dan kedalaman penurunan ternyata jauh lebih besar dari prediksi awal.
Hingga Desember 2024, kondisi penurutan tanah Bandara Kansai mencapai total 13,66 meter sejak pertama kali dibangun.
Laju penurunan permukaan tanah tercatat sekitar enam sentimeter per tahun.
Meski sempat berkurang pada 2023 menjadi sekitar 2,3 inci per tahun, penurunan ini tidak merata dan masih menjadi tantangan besar bagi insinyur.
Para insinyur menggunakan metode sand drain untuk menghambat proses Bandara Kansai tenggelam lebih lanjut.
Menurut situs resmi Bandara Kansai, metode ini dilakukan dengan menanam pipa-pipa pasir di dalam lapisan tanah liat Holosen.