Ohayo Jepang
Powered by

Share this page

Fakta & Data

Cegah Banjir ala Jepang dengan Gorong-gorong Raksasa, Bisa Ditiru Indonesia?

Kompas.com - 14/06/2025, 14:30 WIB

Jepang mempunyai teknologi canggih untuk mencegah banjir terutama di Tokyo dan sekitarnya yaitu dengan gorong-gorong raksasa.

Banjir merupakan masalah serius yang kerap melanda berbagai negara di Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

Menurut data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Indonesia mengalami 2.284 kasus banjir pada 2024.

Banjir menjadi bencana terbanyak dari 5.593 bencana alam yang terjadi tahun itu dan memengaruhi 5,7 juta jiwa. 

Angka ini menegaskan urgensi pencarian solusi pencegahan banjir yang efektif dan berkelanjutan.

Salah satu model pencegahan banjir yang patut menjadi perhatian adalah Saluran Pembuangan Bawah Tanah Luar Wilayah Metropolitan (Metropolitan Area Outer Underground Discharge Channel) yang diterapkan di Tokyo, Jepang.

Struktur ini terletak di bawah Kota Kasukabe, Prefektur Saitama, di luar Tokyo.

Baca juga:

Saluran pembuangan bawah tanah raksasa di Kota Kasukabe, Jepang, untuk cegah banjir di Tokyo dan area sekitarnya.
Saluran pembuangan bawah tanah raksasa di Kota Kasukabe, Jepang, untuk cegah banjir di Tokyo dan area sekitarnya.

Saluran Pembuangan Bawah Tanah Terbesar di Dunia

Melansir kantor berita AFP (9/6/2025), saluran ini merupakan salah satu saluran pembuangan bawah tanah terbesar di dunia.

Letaknya berada 50 meter di bawah tanah dengan panjang 6,3 kilometer. 

Terdapat 59 pilar raksasa dengan tinggi 18 meter dan bobot masing-masing 500 ton untuk menopang langit-langit, menciptakan pemandangan yang membuatnya dijuluki "kuil bawah tanah".

Struktur ini dibangun dengan tujuan mitigasi kerusakan akibat banjir di wilayah metropolitan Tokyo.

Saluran ini mampu menampung 670.000 meter kubik air, volume yang kira-kira setara dengan gedung pencakar langit Sunshine 60 yang memiliki 60 lantai di Ikebukuro, Tokyo.

Sejak dioperasikan pada 2006, pembangunan saluran bawah tanah ini menelan biaya 230 miliar yen atau sekitar Rp 25,99 triliun.

Menurut Kementerian Tanah, Infrastruktur, Transportasi, dan Pariwisata Jepang, saluran ini berhasil menghemat kerugian sebesar 148,4 miliar yen (sekitar Rp 16,77 triliun) yang seharusnya terjadi akibat kerusakan banjir hingga 2024. 

Artinya, 65 persen dari biaya konstruksi telah 'balik modal'. 

Selain itu, berkurangnya risiko banjir telah membantu Kota Kasukabe menarik berbagai perusahaan.

Hal terpenting, warga sekitar tidak lagi merasakan kekhawatiran akan banjir, sehingga memberikan rasa aman dan kebahagiaan yang harganya tak ternilai.

Saluran pembuangan bawah tanah raksasa di Kota Kasukabe, Jepang, untuk cegah banjir di Tokyo dan area sekitarnya.
Saluran pembuangan bawah tanah raksasa di Kota Kasukabe, Jepang, untuk cegah banjir di Tokyo dan area sekitarnya.

Pembangunan saluran bawah tanah di Tokyo itu dilakukan dengan metode perisai (shield method), yaitu penggalian terowongan secara lateral menggunakan ekskavator.

Metode ini memungkinkan pembangunan tanpa perlu memblokir jalan.

Model saluran pembuangan bawah tanah ini mungkin menjadi solusi efektif untuk wilayah padat penduduk seperti Jakarta.

Jakarta kerap mengalami luapan sungai dan banjir perkotaan setiap tahun akibat hujan lebat musiman.

          View this post on Instagram                      

A post shared by Ohayo Jepang (@ohayo_jepang)

Halaman:
Editor : YUHARRANI AISYAH

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
 
Pilihan Untukmu
Close Ads

Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.