Namun, setelah saya sampai di Jepang, saya langsung menyadari kalau itu bukan sekadar rumor, tempat sampah umum hampir tidak ada.
Meski begitu, kamu masih bisa menemukan tempat sampah di beberapa tempat, seperti di depan toko serba ada, restoran, atau kios makanan.
Jadi, kalau kamu membeli makanan di tempat-tempat itu, biasanya bisa membuang sampah di sana.
Saya jadi terbiasa membawa kantong plastik kecil untuk menyimpan sampah, terutama saat makan camilan atau piknik di luar.
Meskipun sedikit merepotkan di awal, kebiasaan ini membuat saya lebih sadar akan jumlah sampah yang saya hasilkan dan berusaha untuk tidak membuang sampah sembarangan.
Di rumah, sistem pemisahan sampah di Jepang juga sangat ketat. Di Tokyo, sampah dibagi menjadi beberapa kategori, seperti:
Sampah yang dapat dibakar (misalnya sisa makanan dan kertas),
Sampah yang tidak dapat dibakar (misalnya baterai),
Sampah plastik, kertas, botol, dan kaleng, masing-masing memiliki jadwal pengumpulan tersendiri.
Meskipun sistem ini terlihat sedikit ribet pada awalnya, manfaatnya sangat terasa, terutama dalam mengurangi sampah dan menjaga kebersihan lingkungan.