Hal ini sebagai upaya untuk menghapus pelafalan yang tidak lazim atau kontroversial.
Hanya pelafalan resmi yang diakui secara luas terhadap karakter kanji yang boleh digunakan.
Pemerintah Jepang ingin mengakhiri kebingungan yang disebabkan oleh nama-nama yang terlalu nyeleneh, baik di sekolah, rumah sakit, maupun layanan publik lainnya.
Baca juga:
Mengutip CNN pada Rabu (28/5/2025), Jepang mengadaptasi tiga sistem penulisan, yakni kanji, hiragana, dan katakana.
Nama biasanya ditulis dalam kanji dan di sinilah masalahnya muncul.
Karakter Kanji diadaptasi dari Bahasa China ke dalam Bahasa Jepang, satu karakter bisa memiliki banyak cara pelafalan.
Pelafalan yang benar biasanya ditentukan berdasarkan konteks dan karakter lainnya dalam sebuah frasa atau kalimat.
Namun dalam nama kirakira yang mulai populer sejak 1980-an, orang tua sering memilih nama berdasarkan bunyi fonetik yang diinginkan.
Misalnya ingin nama anak terdengar seperti Pikachu, lalu mereka memilih karakter kanji yang memiliki bunyi mirip, meskipun karakter tersebut biasanya tidak dibaca dengan cara tersebut.
Akibatnya, nama yang tertulis dalam kanji itu menjadi sulit dibaca atau bahkan tidak mungkin diucapkan dengan benar hanya dengan melihat tulisan kanji.