Ohayo Jepang
Powered by

Share this page

Worklife

4 Tips Kerja Pertanian di Jepang dari Petani Jepang Asal Indonesia

Kompas.com - 09/06/2025, 14:55 WIB

Lina Rokayah, yang akrab disapa Teh Rina, mengungkapkan tips untuk lolos bekerja dalam program Tokutei Ginou atau Specified Skilled Worker (SSW) dan program magang (Ginou Jisshu).

Ia, yang telah menjadi petani di Jepang selama lebih dari 20 tahun, sering mewawancarai calon pekerja asal Indonesia untuk ditempatkan di perusahaan yang dikelolanya, Matsubara Farm, di Prefektur Toyama.

Menurutnya, ada empat hal yang perlu diperhatikan oleh calon pekerja sebelum mendaftar kerja di sektor pertanian.

1. Mahir Bahasa Jepang Level N4

Calon pekerja wajib belajar dan menguasai Bahasa Jepang level JLPT N4 atau JFT A2.

Ketika bekerja, Rina menekankan bahwa semua pekerjanya akan diarahkan dalam Bahasa Jepang, meskipun saat berada di ladang.

“Kalau dari Teh yang pertama itu SSW harus lulus N4 dulu ya, atau JFT A2,” ujarnya kepada Ohayo Jepang, Selasa (20/5/2025).

Ia mencontohkan bahwa pekerja yang tidak terlalu mahir dalam berbahasa Jepang akan kesulitan mendapatkan arahan dari atasan, apalagi jika ternyata arahannya sederhana dan kemudian salah.

“Di sini nanti banyak terbentur, ya. Dalam pekerjaan juga gitu kan. Kita kan apa-apa komunikasi dengan Bahasa Jepang, jadi kesiapan bahasa itu sangat-sangat penting sekali,” kata Rina.

2. Latih Komunikasi untuk Wawancara

Lulusan Sarjana Pendidikan Bahasa Jepang di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) ini memberikan penekanan bahwa calon pekerja harus sudah mempersiapkan semuanya saat momentum wawancara kerja.

Dalam wawancara, baik Tokutei Ginou maupun magang, kelancaran berkomunikasi akan sangat disoroti.

Rina sering melihat kemampuan berkomunikasi calon pekerjanya.

Sebisa mungkin pada tahap ini, para pekerja sudah mempersiapkan pemahaman bahasa dan melatih jawaban pada setiap pola pertanyaan yang kemungkinan besar muncul saat wawancara.

“Jadi, Bahasa Jepang itu bukan hanya tulisannya saja. Dia bisa enggak berkomunikasi? Itu yang dilihat,” tuturnya.

Baca juga:

Daun bawang merupkan produksi unggulan Matsubara Farm milik petani Jepang asal Indonesia, Lina Rokayah, dan suaminya.
Daun bawang merupkan produksi unggulan Matsubara Farm milik petani Jepang asal Indonesia, Lina Rokayah, dan suaminya.

3. Persiapkan Fisik

Kesiapan fisik diperlukan bagi calon pekerja yang berminat pada sektor pertanian.

Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) biasanya akan mempersiapkan ketahanan fisik calon pekerja sektor pertanian.

“Kesiapan fisik juga dilihat, ya. Kan biasanya kalau dari LPK, dia akan dilatih, misalnya dilatih lari dan lain sebagainya. Push-up itu juga dilihat,” ujar Rina.

4. Praktik Pertanian di Indonesia

Calon pekerja sebaiknya mempelajari dan bahkan terlibat langsung dalam praktik pertanian di Indonesia, agar memahami alur kerja di sektor ini, mulai dari proses pembibitan hingga perawatan tanaman.

Menurut Rina, poin ini merupakan aspek paling krusial dalam proses seleksi penerimaan.

Bagian ini menilai sejauh mana calon pekerja memahami dan mampu menjelaskan sistem pertanian saat wawancara.

“Walaupun dia misalnya latar belakangnya bukan pertanian daun bawang, tapi Teh bisa melihat apakah dia ada keseriusan atau ketertarikan terhadap pertanian,” ucap Rina.

“Ini tips ya, Teh suka mengulik lebih dalam ke pembicaraan itu, kalau orang yang concern atau tertarik di pertanian pasti akan memahami,” tambahnya.

(KOMPAS.COM/FAESAL MUBAROK)

          View this post on Instagram                      

A post shared by Ohayo Jepang (@ohayo_jepang)

Halaman:
Editor : YUHARRANI AISYAH

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
 
Pilihan Untukmu
Close Ads

Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.