Waktu pertama kali tiba di Jepang, saya langsung akrab dengan satu frasa yang sering muncul di anime yaitu gochisōsamadeshita.
Awalnya saya pikir ini cuma basa-basi yang diucapkan habis makan ramen atau sushi.
Tapi, setelah beberapa waktu tinggal di Jepang, saya sadar, gochisōsamadeshita punya arti dan peran yang jauh lebih dalam di kehidupan sehari-hari.
Baca juga:
Secara harfiah, gochisōsamadeshita (ごちそうさまでした) berarti “terima kasih atas jamuannya.”
Frasa ini sekarang hampir selalu ditulis dengan hiragana, tapi kalau kita lihat versi kanjinya (御馳走様でした), ada cerita menarik di baliknya.
Dulu, kata 御馳走 punya makna “mengirim kuda berlari,” menggambarkan betapa besarnya usaha seseorang untuk menyiapkan hidangan.
Jadi, saat kamu bilang gochisōsamadeshita ke ibu setelah makan, sebenarnya kamu sedang berterima kasih atas usahanya yang sudah repot belanja dan masak untukmu.
Di Jepang, frasa gochisōsamadeshita hampir selalu terdengar setiap kali makan di restoran.
Baik di izakaya kecil milik keluarga maupun restoran besar, pelanggan biasanya membungkuk sedikit sambil mengucapkan frasa ini setelah selesai makan dan mengembalikan piring ke staf.
Sebagai balasan, staf restoran akan menjawab dengan arigatō gozaimasu.
Awalnya saya sempat heran, “Kan saya sudah bayar makanannya, kenapa harus berterima kasih lagi?”
Tapi di sini, menyiapkan dan menyajikan makanan dianggap sebagai bentuk kebaikan.
Ucapan terima kasih setelah makan bukan sekadar formalitas, melainkan wujud saling menghargai antara pelanggan dan staf.
Kalau di Indonesia, setelah makan kita biasanya cukup bilang makasih ke teman makan atau langsung ngobrol lagi, bahkan sering kali tidak perlu ucapkan apa-apa.
Kembali makan ke restoran yang sama pun sudah dianggap sebagai tanda suka atau apresiasi.
Sementara di Jepang, menghargai kerja keras orang yang menyiapkan makanan jadi bagian penting dari pengalaman makan.
Gochisōsamadeshita membuat suasana makan terasa lebih hangat dan penuh respek.
Saya juga baru tahu dari rekan kerja Jepang, ternyata gochisō bisa juga diucapkan untuk orang yang mentraktir.
Misalnya, kalau ada teman atau atasan yang bilang, “Makan kali ini biar saya saja yang bayar,” setelah makan kamu bisa bilang gochisōsamadeshita sebagai tanda terima kasih atas traktirannya.
Ada juga momen lucu setiap kali makan bareng teman-teman Jepang.
Ketika tagihan datang, kadang ada yang pura-pura membungkuk dan bilang gochisōsamadeshita sambil berharap temannya yang akan membayar.
Biasanya langsung disambut tawa, karena temannya bakal menjawab, Iie, iie, haratte kudasai!
Suasana pun jadi cair, dan momen makan bareng terasa lebih akrab.
Kalau kamu ingin membiasakan diri seperti orang Jepang, berikut beberapa tips yang bisa dicoba:
Ucapkan gochisōsamadeshita setiap selesai makan, sambil membungkuk sedikit.
Kalau ada yang mentraktir, jangan lupa ucapkan frasa ini sebagai bentuk apresiasi.
Saat makan bareng teman, boleh juga pakai gochisōsamadeshita dengan nada bercanda saat tagihan datang.
Buat saya pribadi, gochisōsamadeshita bukan cuma ucapan yang sering didengar di anime, tapi juga pengingat bahwa setiap makanan adalah hasil kerja keras dan niat baik seseorang.
Lewat frasa sederhana ini, kita diajak untuk saling menghargai, berbagi kebaikan, dan menikmati momen makan bersama.
Cobalah sendiri kalau nanti berkesempatan makan di Jepang. Mungkin makanmu akan terasa lebih bermakna.
Penulis: Karsten Dwinata, pekerja kantoran asal Indonesia yang tinggal di Tokyo Ia suka bermain game dan brain storming.
Konten disusun oleh Karaksa Media Partner (Juli 2025)
View this post on Instagram