OHAYOJEPANG - Kelinci jumbo, ras lokal yang dibudidayakan khusus sebagai bahan pangan, kini menghadapi ancaman kepunahan meski selama puluhan tahun menjadi hidangan khas masyarakat Akita.
Dagingnya biasa disajikan saat perayaan Tahun Baru dengan cita rasa gurih dan tekstur lembut yang membuatnya istimewa.
Berbeda dari negara lain yang banyak mengonsumsi kelinci, Jepang memiliki sangat sedikit ras domestik untuk kebutuhan pangan, sehingga menjadikan kelinci jumbo Akita semakin bernilai.
Namun, perubahan selera makan masyarakat dan berkurangnya jumlah peternak menyebabkan tradisi ini mulai hilang.
Baca juga:
Ryo Ito, pemilik restoran di Tokyo, pertama kali mencicipi rabbit hot pot di Kota Daisen, Prefektur Akita, pada Agustus lalu.
Ia mengaku terkejut dengan cita rasanya.
“Itu punya rasa alami yang kuat dan cocok dengan masakan Jepang,” kata Ryo Ito melansir Kyodo News, (30/10/2025).
“Sepertinya bahan ini menarik untuk dieksplorasi dalam berbagai hidangan.”
Teksturnya lembut seperti ayam hinai jidori yang terkenal di Akita, tetapi lebih kaya dan berlemak.
Selain untuk hidangan hot pot berbasis miso, daging kelinci juga populer dalam bentuk panggang dan goreng di kalangan masyarakat setempat.