Cara lain yang tidak kalah penting adalah melatih diri membaca kalimat berkanji agar terbiasa dengan konteks penggunaannya.
Langkah awal mempelajari bahasa Jepang bisa dimulai dengan menguasai hiragana terlebih dahulu melalui membaca dan menulis kata sederhana, misalnya こんにちは (konnichiwa, halo) atau ありがとう (arigatō, terima kasih).
Setelah itu, lanjutkan dengan katakana, terutama dari kata-kata asing yang mudah dikenali seperti パン (pan, roti) atau サンドイッチ (sandoicchi, sandwich).
Penguasaan berikutnya adalah kanji yang dipelajari secara bertahap bersamaan dengan kosakata, contohnya 学 (gaku, belajar) dan 校 (kō, sekolah) yang membentuk kata 学校 (gakkō, sekolah).
Gunakan lembar latihan menulis karakter untuk membantu proses belajar.
Fokus belajar bahasa Jepang juga semakin baik jika disertai kegiatan sehari-hari seperti menonton acara Jepang, mendengarkan lagu, atau berlatih percakapan dengan penutur asli.
@ohayo_jepang Kalau di Indonesia brosur sering banget ditolak, di Jepang justru orang dengan senang hati nerima nya. Kenapa? Karena brosur yang didalamnya ada iklan, promo, sampai kupon diskon dari berbagai bisnis ini di berikan dengan tisu gratis. Di Jepang, tisu gratis = strategi marketing 🎯 Daripada bagi brosur biasa yang sering dibuang, promosi lewat tisu dianggap lebih efektif—soalnya tisu pasti dipakai, dan iklannya bisa ikut kebaca! Tapi jangan heran kalau kamu ke Jepang dan nggak selalu dikasih. Biasanya, yang dibagiin tisu itu ditargetin ke warga lokal, karena mereka dianggap lebih relevan sama iklannya. Jadi kalau kamu ke Jepang terus dikasih tisu, ambil aja... siapa tahu ada diskonan 😆 Kreator Konten: Salma Aichi Produser: Luthfi Kurniawan Penulis: YUHARRANI AISYAH #OhayoJepang #Tinggaldijepang #KerjadiJepang ♬ suara asli - Ohayo Jepang