OHAYOJEPANG - Ketika pertama kali pindah ke Jepang, ada satu tempat yang sangat ingin saya lihat yaitu jalur kereta Enoden di tepi laut Kamakura, tempat kereta hijau “Enoden” melintas.
Saya sering melihatnya di foto dan video, sehingga muncul keinginan untuk datang langsung.
Tempat itu memang fotogenik, tetapi saat tiba di sana saya sempat bertanya-tanya mengapa begitu banyak orang rela jauh-jauh ke sana.
Setelah berada di lokasi, barulah saya mengenal istilah Seichi Junrei (聖地巡礼).
Baca juga:
Seichi Junrei adalah ziarah budaya pop yaitu perjalanan ke lokasi nyata yang muncul dalam anime, film, atau manga.
Para penggemar datang ke tempat-tempat itu untuk merasakan langsung suasana yang sebelumnya mereka lihat hanya di layar.
Pemerintah Jepang telah mengakui tren ini sebagai bagian penting dari strategi pariwisata.
Melalui inisiatif Cool Japan dan program Japan Tourism Agency, lokasi yang terkait anime dan manga dipromosikan kepada wisatawan domestik maupun mancanegara.
Tujuannya adalah menyebarkan minat wisata ke luar kota besar serta membantu menghidupkan kembali daerah regional.
Data survei Japan Tourism Agency menunjukkan semakin banyak wisatawan internasional yang memasukkan kunjungan ke lokasi anime atau film sebagai tujuan perjalanan.
Pada 2023, sekitar 7,5 persen turis asing menyebutkan kegiatan ini, naik dari 4,6 persen pada 2019.
Belanja wisata yang terkait anime dan film juga tercatat meningkat signifikan.
Di Kamakura, jalur Enoden yang melintas dekat laut menjadi terkenal karena muncul dalam anime Slam Dunk.
Saya datang ke sana karena melihat unggahan orang-orang di internet, meski belum pernah menonton animenya.
Lokasinya hanya berupa perlintasan jalan dengan kereta lewat, namun ramai dipadati wisatawan.
Banyak orang memotret dan merekam video dari jalan raya, mencoba menangkap momen ketika kereta, laut, dan suasana berpadu.
Akibatnya, lalu lintas sempat terganggu karena pengunjung menumpuk di sekitar jalan.
Saya juga berkunjung ke lokasi Your Name seperti tangga merah dekat Kuil Suga di Tokyo dan Taman Tateishi yang menghadap Danau Suwa di Nagano.
Meski hampir satu dekade berlalu sejak film itu dirilis, tempat-tempat ini masih ramai pengunjung.
Baik di hari kerja, akhir pekan, maupun malam hari, selalu ada turis yang datang.
Sementara itu, Kota Chichibu di Prefektur Saitama dikenal sebagai lokasi anime Anohana: The Flower We Saw That Day.
Saat saya datang, ilustrasi anime terpampang di banyak sudut kota, mulai dari bus, jembatan, hingga papan promosi.
Identitas kota begitu melekat dengan anime tersebut.
Warga dan pelaku usaha lokal tampak bangga karena pariwisata meningkat berkat citra Chichibu sebagai destinasi ziarah anime.
Mengunjungi lokasi-lokasi anime ini terasa menyenangkan, bukan semata karena saya mengenal ceritanya, melainkan karena ada rasa nostalgia, kejutan, sekaligus keterhubungan dengan dunia nyata.
Ada momen ketika saya melewati suatu sudut jalan lalu spontan berkata, “Eh, saya kenal tempat ini dari anime!” dan itu menghadirkan kegembiraan tersendiri.
Namun, pengalaman ini juga membuka mata saya bahwa Seichi Junrei bukan hanya tentang seru-seruan.
Ada tanggung jawab yang menyertainya.
Pengunjung perlu menjaga sikap, tidak menghalangi jalan, mengikuti aturan setempat, menjaga ketenangan, dan menyadari bahwa tempat tersebut adalah bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat.
Bagi saya, Seichi Junrei memberi peluang yang indah bagi penggemar sekaligus manfaat bagi komunitas lokal.
Masih banyak lokasi yang menunggu untuk dieksplorasi.
Mungkin saya akan mulai dengan menonton Slam Dunk terlebih dahulu sebelum kembali berziarah anime pada kesempatan berikutnya.
Penulis: Hazuvlen yang suka jalan-jalan di Tokyo buat makan dessert.
@ohayo_jepang Jepang emang juaranya dalam hal disiplin dan efisiensi! ✨ Bayangin, dalam 7 menit aja, tim pembersih Shinkansen bisa bikin kereta yang baru aja dipakai ratusan orang jadi kinclong lagi dan siap berangkat! 🚄✨ Dari jadwal kereta yang selalu tepat waktu sampai sistem kerja yang super terorganisir, gak heran kalau Jepang terkenal dengan budayanya yang serba efisien. 🗳️ Polling Time! Tapi kalau diterapin di Indonesia, kira-kira bisa nggak ya? 🤔 Kreator Konten: Zahra Permata Jodea Produser: Luthfi Kurniawan Penulis: YUHARRANI AISYAH #OhayoJepang #Tinggaldijepang #KerjadiJepang ♬ Soft Pillow - Bedroom dreams