OHAYOJEPANG - Kaiwa atau percakapan dalam bahasa Jepang adalah cara paling praktis untuk mulai belajar bagi pemula.

Dengan menguasai frasa sederhana, kamu bisa lebih percaya diri berkomunikasi sekaligus mengenal budaya Jepang.

Artikel ini menyajikan kumpulan salam, perkenalan diri, serta contoh percakapan singkat yang bisa kamu gunakan dalam situasi sehari-hari.

Baca juga:

• Percakapan dan Kosakata Bahasa Jepang untuk Buka Rekening Bank
• Rahasia Lancar Belanja di Supermarket Jepang, Harus Tahu Contoh Percakapan Ini!
• Contoh Percakapan Dasar Bahasa Jepang untuk Pemula

1. Salam (あいさつ / Aisatsu)

Salam dalam bahasa Jepang sangat penting karena mencerminkan kesopanan.

Beberapa salam umum yang sering digunakan antara lain:

おはようございます (Ohayou gozaimasu) – Selamat pagi (formal).
Contoh: おはようございます、先生。 (Ohayou gozaimasu, sensei.)
(Selamat pagi, guru.)

こんにちは (Konnichiwa) – Selamat siang / Halo.
Contoh: こんにちは、田中さん。 (Konnichiwa, Tanaka-san.)
(Halo, Tuan Tanaka.)

こんばんは (Konbanwa) – Selamat malam.

さようなら (Sayounara) – Selamat tinggal.

Ilustrasi orang Jepang sedang ngobrol.

2. Perkenalan Diri (自己紹介 / Jikoshoukai)

Memperkenalkan diri menjadi langkah pertama untuk membangun hubungan dengan orang lain.

はじめまして (Hajimemashite) – Senang bertemu dengan Anda (digunakan saat pertama kali bertemu).

[Nama] です ([Nama] desu) – Saya [Nama].
Contoh: 山田です。 (Yamada desu.)
(Saya Yamada.)

どうぞよろしくおねがいします (Douzo yoroshiku onegaishimasu) – Senang berkenalan dengan Anda.

Contoh Percakapan:

A: はじめまして。山田です。
(Hajimemashite. Yamada desu.)

B: はじめまして。スミスです。どうぞよろしくおねがいします。
(Hajimemashite. Smith desu. Douzo yoroshiku onegaishimasu.)

3. Meminta Bantuan (助けを求める / Tasuke wo Motomeru)

Bagi pemula, mengetahui frasa untuk meminta bantuan bisa sangat berguna.

すみません (Sumimasen) – Permisi / Maaf.
Contoh: すみません、この道はどこですか？
(Sumimasen, kono michi wa doko desu ka?)
(Permisi, di mana jalan ini?)

わかりません (Wakarimasen) – Saya tidak mengerti.

もう一度お願いします (Mou ichido onegaishimasu) – Tolong ulangi sekali lagi.

4. Berbelanja (買い物 / Kaimono)

Saat berbelanja, beberapa frasa berikut bisa membantu:

これはいくらですか？ (Kore wa ikura desu ka?) – Berapa harga ini?

安いですね (Yasui desu ne) – Murah, ya?

高いですね (Takai desu ne) – Mahal, ya?

このサイズはありますか？ (Kono saizu wa arimasu ka?) – Apakah ada ukuran ini?

ありがとう (Arigatou) – Terima kasih.

5. Frasa Berguna Lainnya (便利な表現 / Benri na Hyougen)

はい (Hai) – Ya.

いいえ (Iie) – Tidak.

お元気ですか？ (Ogenki desu ka?) – Apa kabar?
Contoh: はい、元気です。 (Hai, genki desu.)
(Ya, saya baik-baik saja.)

トイレはどこですか？ (Toire wa doko desu ka?) – Di mana toilet?

Tips Belajar Bahasa Jepang

• Latihan setiap hari, karena pengulangan membantu mengingat frasa dan penggunaannya.

• Pelajari huruf dasar seperti Hiragana dan Katakana agar lebih mudah memahami bahasa Jepang.

• Dengarkan dan ulangi, misalnya lewat acara televisi Jepang atau audio, untuk melatih pengucapan.

• Berlatih berbicara bersama penutur asli atau sesama pelajar.

Jika konsisten berlatih, kamu akan semakin percaya diri menggunakan bahasa Jepang. がんばってください！(Ganbatte kudasai!) – Semoga sukses!

Penulis: Karaksa Media Partner (Februari 2025)

@ohayo_jepang Pejabat Jepang salah ngomong lah kok langsung mundur?! 🙇‍♂️ Beberapa waktu lalu, Menteri Pertanian Jepang Taku Etō mundur gara-gara slip of the tongue alias salah ngomong. 
Saat harga beras naik gila-gilaan, dia malah bilang: “Saya nggak pernah beli beras, selalu dikasih pendukung.” Publik langsung ngamuk karena dianggap nggak punya empati. Hasilnya, nggak lama, beliau pun resmi mengundurkan diri (The Japan Times, 20 Mei 2025). 🔑 Kenapa bisa segampang itu mundur?
Karena di Jepang ada budaya tanggung jawab (resign when at fault):
➡️ Saat pejabat melanggar kepercayaan publik, mundur dianggap langkah terhormat.
➡️ Bukan cuma politik, tapi juga bentuk pertanggungjawaban moral.
➡️ Makanya ada istilah: daijin o jinin suru (mengundurkan diri sebagai menteri) & sekinin o toru (mengambil tanggung jawab). Di Jepang, mundur bukan selalu karena tidak bisa bertahan, tapi sering jadi cara menjaga integritas diri sekaligus menyelamatkan muka institusi/partai. 
Gak heran, sejak 2000, 10 dari 33 Menteri Pertanian Jepang mundur gara-gara kasus atau komentar sensitif. Fyi nih, sistem parlementer Jepang juga bikin pergantian menteri relatif lebih mudah dibanding negara presidensial seperti U.S.
Itulah kenapa budaya “mundur” sudah jadi bagian dari politik moral Jepang. Polling: Kalau di Indonesia, budaya kayak gini sebaiknya ada juga nggak? Kreator Konten: Zahra Permata J Produser: Siti Annisa Penulis: YUHARRANI AISYAH #OhayoJepang #HidupdiJepang #KerjadiJepang #MagangdiJepang #BudayaJepang ♬ suara asli - Ohayo Jepang