Satu cangkir matcha rata-rata mengandung 48 miligram kafein. Kandungan ini lebih rendah dari kopi seduh, tetapi hampir dua kali lipat dari teh hijau biasa.
Menurut Shigehito Nishikida, manajer toko teh Jugetsudo di Tokyo, matcha sering dianggap sebagai minuman yang menyehatkan.
Namun, daya tarik matcha juga berasal dari budaya Jepang yang menyertainya.
Mulai dari proses penyeduhan yang tenang, tampilan visual yang menarik, hingga nilai estetika dalam setiap penyajiannya.
Dalam beberapa tahun terakhir, produksi matcha di Jepang meningkat drastis. Jepang memproduksi sekitar 1.430 ton matcha pada 2012.
Namun pada 2023, jumlah ini melonjak menjadi 4.176 ton.
Lebih dari setengahnya diekspor ke berbagai negara seperti Amerika Serikat, Asia Tenggara, Eropa, Australia, dan Timur Tengah.
Media sosial memainkan peran penting dalam tren ini.
Jutaan video di TikTok, Instagram, dan YouTube menampilkan cara membuat matcha yang menarik secara visual.
Banyak anak muda, khususnya generasi Z, ikut mendorong tren ini karena mereka sangat aktif di media sosial.