Di toko pop-up miliknya di Harajuku, Tokyo, penggemar datang berbondong-bondong untuk membeli produk matcha beraroma stroberi dan cokelat putih, sekaligus berfoto bersama sang kreator.
Matcha yang ia jual diproduksi di Prefektur Mie, Jepang.
Sejak diluncurkan pada November 2023, merek tersebut sudah menjual 133.000 kaleng dan kini mempekerjakan delapan orang.
“Permintaan tidak pernah berhenti tumbuh,” kata Ella. Ia menambahkan, tampilan visual matcha yang menarik menjadi alasan utama mengapa produk ini begitu digemari.
Menurut data dari Kementerian Pertanian Jepang pada 2024, matcha menyumbang lebih dari separuh dari total ekspor teh hijau Jepang yang mencapai 8.798 ton.
Angka ini dua kali lipat dibandingkan satu dekade lalu.
Di toko teh Jugetsudo di kawasan Tsukiji, Tokyo, permintaan yang terus meningkat mendorong pengelola untuk lebih selektif dalam menjual produk.
“Kami tidak secara ketat membatasi pembelian, tapi kami menolak permintaan dalam jumlah besar jika ada indikasi akan dijual kembali,” kata manajer toko, Shigehito Nishikida.
Ia mengatakan bahwa dalam dua hingga tiga tahun terakhir, minat konsumen meningkat tajam.
Banyak dari mereka ingin mencoba membuat matcha sendiri setelah melihatnya di media sosial.