Tindakan ini dianggap sebagai cerminan kemauan karyawan untuk mengembangkan kemampuan diri.
Melalui Horenso, diharapkan semua pihak yang terlibat dalam suatu pekerjaan atau proyek memiliki pemahaman yang seragam, sehingga tidak ada informasi yang terlewat.
Selain Horenso, budaya kerja Jepang juga mengadopsi prinsip 5S atau yang dikenal sebagai 5R dalam Bahasa Indonesia adalah seiri (ringkas), seiton (rapi), seiso (resik), seiketsu (rawat), dan shitsuke (rajin).
Prinsip ini diaplikasikan secara luas dalam berbagai aspek, termasuk pekerjaan.
Seiri atau ringkas berarti memilah semua hal yang berkaitan dengan pekerjaan dan hanya menyimpan yang esensial.
Umumnya, barang disortir menjadi tiga kategori: sering digunakan, jarang digunakan, dan tidak pernah digunakan.
Barang sering digunakan diletakkan di tempat yang mudah dijangkau dan barang jarang digunakan disimpan di penyimpanan umum.
Sementara barang yang tidak pernah digunakan biasanya dibuang.
Seiton atau rapi adalah kelanjutan dari seiri. Setelah barang disimpan pada tempat yang ditentukan, setiap lokasi penyimpanan diberi label.
Penting untuk mengembalikan barang ke tempat asalnya setelah digunakan.