OHAYOJEPANG - Pemerintah Jepang dan Partai Liberal Demokrat (LDP) yang kini dipimpin oleh Sanae Takaichi tengah mempertimbangkan untuk menggelar sidang luar biasa parlemen pada 20 Oktober 2025 guna memilih perdana menteri baru.
Rencana ini disampaikan oleh seorang sumber yang mengetahui pembahasan tersebut pada Rabu (8/10/2025).
Awalnya, sidang itu dijadwalkan berlangsung sekitar 15 Oktober, tidak lama setelah kemenangan Takaichi dalam pemilihan ketua LDP pada Sabtu sebelumnya.
Namun, jadwalnya kemungkinan diundur karena LDP dan Komeito, mitra koalisi juniornya, masih membahas apakah kerja sama politik di antara keduanya akan dipertahankan dan dalam bentuk seperti apa.
Baca juga:
- Sanae Takaichi Akan Jadi Perdana Menteri Perempuan Pertama Jepang, Janji Bawa Era Baru Politik Negeri Sakura
- Profil Sanae Takaichi, Iron Lady Jepang yang Kagumi Margaret Thatcher dan Musik Heavy Metal
Koalisi LDP dan Komeito Masih dalam Pembahasan
Melansir Kyodo News (8/10/2025), koalisi yang dipimpin LDP saat ini tidak lagi memiliki mayoritas di kedua majelis parlemen Jepang.
Meski demikian, Takaichi yang dikenal berhaluan konservatif dan pernah menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri tetap diperkirakan akan terpilih sebagai perdana menteri perempuan pertama Jepang.
Hal ini karena kubu oposisi dinilai belum solid dan masih terpecah dalam menentukan calon bersama untuk menandingi LDP.
Takaichi juga telah menyatakan keinginannya untuk memperluas koalisi pemerintahan dengan menggandeng partai lain seperti Japan Innovation Party dan Democratic Party for the People, yang memiliki pandangan politik serupa di bidang konservatif.
Namun, gagasan ini menimbulkan kekhawatiran di tubuh Komeito, partai yang dikenal berpandangan pasifis dan memiliki sikap lebih lunak terhadap isu keamanan nasional.
Dalam wawancara daring, Ketua Komeito Tetsuo Saito menegaskan partainya tidak akan mendukung Takaichi dalam pemilihan perdana menteri di parlemen jika negosiasi antara kedua partai berakhir tanpa kesepakatan.
Pernyataan ini menandakan adanya potensi perubahan peta politik di Jepang menjelang pemilihan perdana menteri baru menggantikan Shigeru Ishiba, yang masa jabatannya segera berakhir.
© Kyodo News