3 Bunga Jepang Lambang Kematian, dari Higanbana hingga Sakura

Taman Chidorigafuchi di Tokyo, tempat terbaik melihat sakura mekar di Jepang. SHUTTERSTOCK/GUITAR PHOTOGRAPHER

OHAYOJEPANG - Ada bunga tertentu dalam budaya Jepang yang erat kaitannya dengan kematian, akhirat, dan kefanaan hidup.

Bunga ini sering disebut sebagai 'bunga kematian' yang memiliki simbol spiritual mendalam.

Menariknya, meski berhubungan dengan kematian, bunga ini juga melambangkan siklus hidup, mati, dan lahir kembali.

Simbolisme tersebut terasa kuat pada masa O-higan (お彼岸), sebuah tradisi Buddha yang berlangsung saat ekuinoks musim gugur untuk menghormati leluhur dan merenungkan ketidakkekalan hidup.

Berikut tiga bunga Jepang yang dikenal sebagai lambang kematian.

Baca juga:

1. Higanbana (Lycoris radiata) – Bunga dari Pantai Seberang

Higanbana (彼岸花) atau red spider lily adalah bunga paling ikonik yang sering dikaitkan dengan kematian.

Nama higanbana berarti 'bunga dari pantai seberang', merujuk pada konsep Buddha tentang tepi jauh Sungai Sanzu yang melambangkan akhirat.

Bunga ini biasanya mekar bertepatan dengan festival O-higan, dan kehadirannya dianggap sebagai pengingat tentang kefanaan hidup.

Mekarnya yang tiba-tiba lalu cepat layu mencerminkan keindahan hidup yang singkat dan tidak kekal.

Secara budaya, higanbana kerap ditanam di sekitar makam dan kuil.

Halaman Berikutnya

Halaman:

Kompas.com Play

Lihat Semua
Expand player
Komentar
Dapatkan hadiah utama Smartphone dan Voucher Belanja setiap minggunya, dengan berkomentar di bawah ini! #JernihBerkomentar *Baca Syarat & Ketentuan di sini!
Tulis komentar Anda...
Lihat komentar tentang artikel ini di Bagian Komentar!