OHAYOJEPANG - Industri otomotif di Jepang tengah menghadapi kekurangan tenaga kerja yang semakin parah.
“Rasio lowongan kerja terhadap pencari kerja untuk mekanik dan teknisi otomotif di Jepang mencapai 5,09 pada tahun fiskal 2024, menunjukkan 509 lowongan untuk setiap 100 pencari kerja,” kata laporan resmi Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan Jepang.
Angka tersebut jauh di atas rata-rata nasional yaitu 1,14.
Kenaikan rasio sebesar 0,10 poin dibanding tahun sebelumnya menandakan bahwa permintaan terhadap tenaga mekanik terus meningkat di tengah penurunan angka kelahiran di Jepang.
Sejak pencatatan dimulai pada tahun fiskal 2020, angka tersebut terus menanjak dari 4,50 menjadi lebih dari lima kali lipat pada 2024.
Baca juga:
Melansir Kyodo News (2/11/2025), kekurangan tenaga kerja di sektor otomotif menimbulkan kekhawatiran terhadap keselamatan kendaraan dan keberlanjutan industri.
Lingkungan kerja yang berat dan tingkat gaji yang rendah disebut sebagai faktor penyebab sulitnya menarik tenaga baru ke bidang ini.
Menurut laporan Teikoku Databank Ltd., jumlah bisnis layanan otomotif yang tutup, dibubarkan, atau bangkrut mencapai rekor tertinggi yaitu 455 perusahaan pada tahun fiskal 2024.
Beberapa perusahaan bahkan terpaksa menunda pengiriman atau membatasi jumlah kendaraan yang bisa mereka tangani karena kekurangan staf.
Situasi ini menggambarkan tekanan besar pada sektor layanan otomotif Jepang, yang selama ini menjadi tulang punggung industri kendaraan bermotor negara tersebut.