Kementerian Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Jepang (MAFF) bahkan menyebut matsutake gohan atau nasi matsutake yang dimasak bersama kaldu kombu sebagai hidangan khas musim gugur.
Aroma matsutake yang tajam, segar, dan berpadu nuansa pinus menjadi daya tarik utamanya.
Jamur ini sering disebut dalam sastra, menu upacara, hingga hadiah musiman sebagai simbol kedatangan musim gugur.
Namun hasil panen matsutake semakin menurun akibat perubahan kondisi hutan sehingga menjadikannya simbol rapuh dari kekayaan alam Jepang.
Selain matsutake, Jepang juga mengenal berbagai jamur lain yang menjadi favorit selama musim gugur.
Shiitake (椎茸 / Lentinula edodes) adalah jamur yang umum dijumpai di dapur Jepang.
Meskipun bisa ditemukan sepanjang tahun karena dibudidayakan luas, shiitake segar di musim gugur memiliki cita rasa yang lebih kuat.
Jamur ini sering digunakan dalam berbagai hidangan seperti nabe (hot pot), kuah kaldu, dan tempura.
Sementara itu, maitake (舞茸 / Grifola frondosa), dikenal sebagai “jamur menari”, tumbuh berkelompok di pangkal pohon dan biasanya dipanen pada bulan-bulan yang lebih sejuk.
Maitake kerap muncul dalam deretan jamur musim gugur bersama matsutake dan shiitake karena teksturnya yang lembut serta aromanya yang khas.