Kesederhanaan bentuk soal sering kali menipu karena meski terdiri dari matematika dasar, ujian ini dirancang menilai kecepatan serta ketelitian, bukan sekadar hasil akhir.
Tes matematika biasanya berlangsung pada tahap pertengahan proses seleksi IM Japan.
Setelah lulus penyaringan berkas dan tes fisik, peserta mengikuti tes akademik dan bahasa, di mana matematika menjadi komponen utama.
Urutan seleksi umumnya meliputi pra-seleksi tingkat daerah oleh Dinas Tenaga Kerja, tes akademik dan kebugaran fisik termasuk bagian matematika, ujian bahasa Jepang untuk membaca dan menulis dasar, lalu tes psikologi serta wawancara akhir.
Dalam brosur rekrutmen Disnakertrans Jawa Timur untuk program IM Japan, disebutkan format tes matematika yang cukup sederhana.
Terdapat 20 soal berhitung dasar dalam waktu 15 menit dengan batas kelulusan minimal 14 jawaban benar.
Bentuknya memang ringkas, tetapi waktu singkat membuat peserta harus berpikir cepat tanpa kehilangan ketelitian.
Tes ini menjadi cerminan kemampuan manajemen waktu dan konsentrasi, dua hal penting di lingkungan kerja Jepang.
Dari sudut pandang Jepang, kemampuan matematika menjadi indikator praktis dalam menilai kesiapan peserta menghadapi tugas teknis di lapangan.
Dunia industri dan konstruksi sering melibatkan pengukuran, perhitungan, serta perhatian terhadap detail numerik yang berkaitan dengan keamanan dan kualitas kerja.